64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Affordable and Clean Energy Champions

Advanced Renewable

Thu , 08 Dec 2022 20:51 WIB


Beratnya beban subsidi energi itu hari-hari ini semakin nyaring terdengar di telinga kita melalui suara orang-orang yang paling berwenang menyampaikannya di negeri ini - yaitu Presiden dan Menteri Keuangan. Konon menurut beliau-beliau subsidi energi untuk tahun ini akan mencapai lebih dari Rp 500 trilyun.

Bahkan Presiden juga mengisyaratkan kalau tidak ada yang akan mampu menanggung beban subsidi yang membengkak sedemikian besar ini. Artinya apa setelah itu ? Masyarakat harus mulai berfikir serius - what if tidak ada lagi subsidi!

Kami sebenarnya sudah mengantisipasi hal ini sejak lima tahun lalu, bahwa suatu saat yang tidak terlalu lama - minyak bumi itu akan habis atau toh kalau tidak habis menjadi tidak lagi terjangkau, masa itulah yang kami sebut masa AfterOil. Seluruh riset dan pengembangan kami lima tahun terakhir telah dipersiapkan untuk antsipasi tibanya era AfterOil ini.

Dalam hitungan kami, sebanarnya masyarakat tidak perlu terlalu cemas asal dilakukan persiapan-persiapan literasi energinya, R&D yang memadai, dan pengembangan berbagai skills yang dibutuhkannya di lapangan. Bahkan hasil R&D kami tersebut sudah mengerucut ke 3 juara, yang secara bersama-sama akan dapat menggantikan minyak bumi untuk BBM kita, baik berupa bensin, solar, avtur, minyak bakar industri dan bahkan LPG.

Juara pertamanya yang kami pilih adalah Bio-oil, yaitu minyak yang bisa dihasilkan dari segala macam jenis biomassa. Pertimbangannya adalah bahan bakunya melimpah, dua teknologi utama yang dibutuhkannya matang yaitu fast pyrolysis dan catalytic cracking, dan produknya pasti murah - ideal untuk mengejar SDG no 7 yaitu Affordable and Clean Energy.

Juara keduanya kami pilih non-edible vegetable oils. Pertimbangannya adalah potensi penanamannya sangat luas - ada 14 juta ha lahan kriitis dan sangat kritis di Indonesia. Bila saja lahan yang rata-rata ngganggur tersebut ditanami tamanu atau nyamplung, pongamia, kemiri sunan, jarak pagar dlsb. - maka kita akan punya produksi minyak nabati yang melimpah dan tidak perlu bersaing dengan makanan, lahan pertanian dan lahan untuk hutan.

Juara ketiganya adalah minyak algae. Minyak algae ini jadi obyek R&D yang hot di seluruh dunia namun umumnya masih mengalami kendala di budidaya , kandungan minyak, proses penanaman dan pengolahannya. Alhamdulillah semuanya teratasi dengan teknologi yang kami sebut Duomikro.

Menanam microalgae maupun makroalgae menjadi mudah karena tidak harus pilih-pilih species, tidak perlu cemas kontaminasi, tidak harus memilih yang mengandung minyak tinggi - karena semua biomassa microalgae baik berupa minyak, karbohidrat maupun protein, bisa diolah sekaligus menjadi Bio-Oil khusus atau Alage Oil - yang energy content-nya sudah setara 2 kali energy content rata-rata Bio-Oil pada umumnya. Ada harapan bagi rakyat seperti kita-kita untuk memperoleh energi bersih yang terjangkau tanpa subsidi sekalipun.

Tags:
Bio oil

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar