Green Hydrogen for Net Zero Emission
Advanced Renewable
Mon , 14 Aug 2023 22:48 WIB
Mengapa harus green hydrogen? grey hydrogen yang diperoleh dengan elektrolisa air dengan energi fosil selain mahal juga tidak bebas dari emisi CO2 pada proses produksinya. Demikian pula produksi grey hydrogen dari steam methane reforming (SMR), selain bergantung pada supply gas alam - fosil, juga mengeluarkan emisi CO2 sekitar 5 kali berat hydrogen yang diproduksi.
Green hydrogen menjadi tumpuan harapan untuk bebersih atmosfir bumi, karena kalau toh pada proses produksi atau reforming-nya masih mengeluarkan CO2, emisi ini ter-offset oleh CO2 yang diserap tanamannya utuk proses fotosintesa ketika tanaman tumbuh.
Selain carbon neutral, prosuksi green hydrogen menggunakan gasifikasi biomassa bisa menghadirkan efek pengungkit yang sangat besar. Yaitu dengan biomassa (~20%) dan air (~80%) untuk produksi hydrogen yang sangat efisien, menggunakan reaktor gasifikasi yang kami sebut Ultra High Hydrogen Gasification (UHHG). Produksi green hydrogen menjadi sangat bersaing dari sisi biaya melalui cara ini.
Kita memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi produsen utama green hydrogen ini bagi dunia. Biomassa kita dari limbah hutan, pertanian, perkebunan dan biomassa limbah padat perkotaan - bila diarangkan saja langkah pertamanya, ada potensi arang sebesar 120 million ton per annum (MTPA).
Bila jumlah arang ini diproses menggunakan UHHG, akan butuh air sekitar 504 MTPA, dan akan menghasilkan syngas sekitar 510 MTPA. Bila UHHG dikombinasikan dengan proses Water Gas Shift (WGS) untuk mengkonversi CO dari syngas untuk menjadi hydrogen pula, maka ada potensi 34 MTPA green hydrogen dari biomassa yang melimpah di sekitar kita.
Airpun yang dibutuhkan untuk proses ini juga melimpah, namun agar tidak berebut dengan air minum dan air untuk pertanian, maka air untuk proses ini bisa diambilkan dari muara sungai - yang bila tidak diambil airnya juga akan bercampur dengan air laut.
Green hydrogen setara 34 MTPA tersebut sangat cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan green hydrogen di dunia hingga 2030. Bisa juga greeen hydrogen ini 'disimpan' dahulu dalam bentuk Bio-Methanol ataupun Bio-DME untuk kemudahan transportasi dan penyimpanannya, maupun untuk memperluas penggunaan bio-hydrogen untuk menggantikan energi fosil. Bio-DME bisa sepenuhnya menggantikan LPG maupun diesel, methanol bisa menggantikan bensin hingga 85% (M85) dan perbagai feedstock industri lainnya.
Pos Lainnya
Penggerak Biaya Hidrogen Ramah Lingkungan
Aug 14, 2023
Indonesia Akan Punya Nuclear Power Plant?
Aug 14, 2023
Bio LPG 3D Model
Aug 14, 2023
Off-Grid Electric Vehicle
Aug 14, 2023
Penampakan Carbon Negative Building Material
Aug 14, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar