64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Hydrogen Mobiity Untuk Negeri Bahari

Advanced Renewable

Tue , 14 May 2024 12:21 WIB


Saking banyaknya pulau yang kita miliki, lebih dari 17,500 pulau, baru sekitar 1/3nya yang dihuni, sebagian besar belum dihuni dan bahkan tidak sedikit yang belum diberi nama. Di sisi lain, sedikit pulau dihuni oleh begitu banyak penduduk di kota-kota besarnya - hingga nyaris tidak cukup lagi daya dukung kehidupannya.

Apa yang menjadi kendala penyebaran penduduk dan juga berarti penyebaran kemakmuran ini? Penyebab utamanya adalah transportasi. Banyak diantara pulau-puau itu yang terlalu jauh untuk ditempuh dengan kapal laut, dan terlalu mahal untuk ditempuh dengan pesawat terbang.

Pengadaan sarana dan prasarana untuk transportasi seperti pelabuhan dan lapangan udara juga dilematis seperti ayam dan telur. Ketika pelabuhan dan lapangan terbang dibangun di suatu pulau lebih dahulu sebelum pulau itu ramai penghuni, maka banyak pelabuhan dan dan lapangan terbang yang mahal menjadi ngangkrak tidak berfungsi. Sementara suatu pulau tidak mungkin bisa ramai dengan aktivitas ekonominya bila belum tersedia pelabuhan dan lapangan terbang.

Masalah lain yang dihadapi oleh ribuan pulau-pulau tersebut adalah ketersediaan bahan bakar. Tidak murah dan tidak mudah mengangkut bahan bakar ke pulau-pulau lecil dan terpencil, sehingga potensi pulau-pulau tersebut tidak terolah karena kendala bahan bakar ini.

Namun situasi dilematis seperti ayam dan telur tersebut akan segera terpecahkan untuk negeri bahari ini dan juga negeri-negeri bahari lain sperti Filipina, Maladewa, negeri-negeri di Pacific selatan dlsb. Solusi ini datang dari kolaborasi antara kapal khusus yang terbang beberapa meter di atas permukaan laut yang disebut Wing In Ground Effecr (WIGE), dan biohydrogen yang bisa diproduksi dimanapun kapal ini mendarat.

WIGE-nya dirancang dan diproduksi oeh Sea Cheetah Corporation yang berbasis di Miami Amerika Serikat, sedang biohydrogen on demand, yaitu biohydrogen yang diproduksi in-situ dan in-time , di tempat dan pada saat dibutuhkan, adalah hasil R&D dan produksi Advanced Renewable Organization (ARO) yang berbasis di Indonesia.

WIGE ini jenisnya kendaraan laut, diatur oleh otoritas kemaritiman dunia yang lebih lunak dari otoritas penerbangan, namun kecepatannya mendekati pesawat terbang. Dia sangat hemat bahan bakar karena tidak perlu energi besar untuk bisa naik hingga beberapa kilometer dari permukaan laut seperti pesawat terbang, cukup beberapa meter atau separuh bentang pewasawat - dari permukaan.

Karena terbang sangat rendah ini, tentu tidak boleh mengeluarkan kebisingan seperti pesawat terbang. Karenanya WIGE karya Sea Cheetah ini dirancang menggunakan tenaga dari mesin hydrogen fuel cells, sehingga kendaraan ini sangat hening, bebas kebisingan dan bebas emisi.

Dengan solusi ini nantinya tidak akan ada lagi pulau yang terlalu jauh atau terlalu terpencil untuk dihuni dan dimakmurkan, objek-objek wisata baru akan bermunculan dari pulau-pulau indah yang kini belum terolah, hasil lautpun akan melimpah.

Tags:
Transportasi Hydrogen

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Transportation