Ibu Para Bahan Bakar
Advanced Renewable
Fri , 09 Dec 2022 18:01 WIB
Di dunia tanaman ada yang disebut ibu para tanaman, yaitu tanaman ber-sel tunggal yang disebut Microalgae. Sebagaimana seorang ibu yang mewariskan karakternya ke anak-anaknya, maka apapun yang bisa dihasilkan oleh tanaman besar - selalu bisa dicari Microalgae yang bisa memproduksi unsur-unsur dasarnya. Dengan prinsip ini maka karena kita bisa memproduksi bahan bakar apapun dari biomassa - yang ada di unggahan saya sebelumnya, kita juga bisa memproduksinya dari Microalgae.
Bila kita gunakan dua teknologi yang kita miliki saat ini, yaitu teknologi oleochemical dan thermochemical untuk mengolah biomassa Microalgae dari tiga genus yaitu Nannochloropsis, Clorella dan Spirulina, hasilnya akan berupa segala jenis bahan bakar yang kita butuhkan seperti pada grafik di bawah.
Saya mulai dari yang paling besar hasilnya adalah untuk Bio-Jet atau SAF (Sustainable Aviation Fuel). Mengapa hasil terbesarnya SAF ini? Setelah biomassa Microalgae diambil minyaknya dan diproses dengan oleochemical - hasilnya adalah trigliserida rantai panjang jenuh dan tidak jenuh - yang secara umum disebut minyak algae.
Limbah dari pemerasan minyak algae berupa karbohidrat dan protein setelah diproses dengan thermochemical - dengan fast pyrolysis, hasilnya adalah Bio-Oil. Setelah di-upgrade lebih lanjut dengan catalytic cracking, hasilnya adalah berbagai bentuk Bio-hydrocarbon, ada yang rantai lurus - alkana normal, ada yang bercabang - iso alkana, ada yang melingkar - cyclo alkana dan ada yang aromatic. Hydrocarbon yang beraneka bentuk inilah yang digunakan untuk meramu SAF, maka dia yang cenderung paling besar hasilnya.
Sedangkan minyak algae atau trigliserida setelah diolah lebih lanjut dengan catalytic cracking, hasilnya adalah alkana dan terbesarnya alkena, yang mayoritasnya rantai panjang hidrocarbon dengan ikatan ganda yang lebih dari satu - Poly-Unsaturated Fatty Acids (PUFA). PUFA yang di-cracking akan menghasilkan hydrocarbon rantai yang relatif pendek, yaitu di kelas bensin dan LPG (propana dan butana).
Diesel hanya dihasilkan dari alkana rantai panjang, umumnya dari palmitat atau C16. Sedangkan mazut atau bahan bakar industri/kapal besar, diambilkan dari limbah proses thermochemical tersebut. Namun limbah ini tidak banyak karena mayoritas sudah terurai menjadi produk-produk sebelumnya.
Melihat potensi yang sangat besar untik menggunakan Microalgae sebagai 'tambang minyak baru' kita kedepan, menjadi peluang bagi kita semua untuk mewujudkannya. Semua yang saya share ini, sudah bisa dilakukan dengan baik di skala laboratorium. Tantangan berikutnya adalah untuk scalling-up-nya. Dan ini tentu butuh segala bentuk resources yang lebih besar, di luar yang kami bisa lakukan sendiri. Maka kami berbagi dengan Anda, siapa tahu Anda bisa melakukannya dengan lebih baik dari yang bisa kami lakukan sendiri.
Pos Lainnya
Api Hijau Tongkol Jagung
Dec 09, 2022
Penampakan Green Hydrogen Dari Arang
Dec 09, 2022
World of Regeneratives
Dec 09, 2022
Paru-Paru Peradaban Carbon
Dec 09, 2022
Integrated Power Generation and Fuels Production
Dec 09, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar