64x64

Muhaimin Iqbal
Author

In-Situ And In-Time Waste To Energy

Advanced Renewable

Thu , 02 Nov 2023 20:38 WIB


Fenomena darurat sampah itu menjadi sangat masif di kota-kota kita, TPA-TPA yang penuh, Pemda-Pemda yang kehabisan kuota sampah - tidak lagi bisa membuang sampah ke TPA, gunungan sampah yang melebihi kapasitas TPA sehingga membahayakan masyarakat sekitar - semuanya menjadi fenomena yang umum di dunia persampahan kita.

Yang masih selamat, tinggal menunggu masalah waktu saja, karena kalau penanganannya sama dengan yang lain - hasilnya pasti sama juga. Bagaimana tidak sama, lha wong sampah yang masih diperlakukan sebagai beban atau liability - diangkut dengan biaya mahal, yang berarti menambah libility dengan liability, menuju suatu tempat hanya sekedar ditumpuk menjadi tumpukan liability.

Maka yang kami lakukan di sanggar WastoE (Waste To Energy) adalah merubah persepsi dan perlakuan tersebut. Sampah tidak kami pandang sebagai liabiity, tetapi kami pandang sebagai raw materials - yang bisa diobal menjadi aset apa saja. Pengolahan inipun harus di tempat sampah itu muncul pada saat kemunculannya, atau sebutnya in-situ and in-time.

Mengapa sedapat mungkin harus in-situ? Karena tidak ada untungnya memindahkan sampah ke tempat lain bila dia masih sampah (liability) - karena hanya akan menambah liability dengan liability. Mengapa harus in-time? Karena bila Anda tidak bisa menghabiskan sampah Anda hari ini, akan menjadi akumulasi sampah esuk hari yang akan terus menumpuk menjadi tumpukan liability.

Maka yang paling simple dan doable untuk mengolah sampah secara in-situ and in-time ini adalah mengolah sampah menjadi arang. Prosesnya cepat hanya 30-60 menit sampah sudah berubah menjadi arang. Ketika sampah berubah menjadi arang, volumenya menyusut menjadi sekitar 1/3 dari sampah semula, sudah tidak akan menimbulkan bau lindi, tidak mengeluarkan gas metan, dan yang paling penting dia telah berubah dari liability menjadi aset.

Ketika sampah telah berubah menjadi aset, biaya pengangkutan ketempat lain tidak lagi perlu dibiaya APBD, biaya angkut menjadi bagian dari unsur pembentuk nilai aset tersebut - pengguna bersedia membayar nilai arang dan biaya angkutnya.

Lebih dari itu mesin penganan sampah in-situ and in-time yang kami sebut Waste To Charcoal (WTC) mobile ini, juga merubah liability-liability lainnya dari proses sampah menjadi arang tersebut. Asap atau gas buang yang biasanya selalu muncul pada proses pegarangan, ditangkap dengan teknologi FlueTrap dan diubahnya menjadi slow released fertilizer, Advanced Biofuels dan berbagai bentuk pesirida dan insektisida.

Lalu waste heat dari proses pengarangan-pun masih bisa ditangkap dan diubah menjadi listrik dan energi pendingin ruangan (AC), agar siapapun yang menangani mesin ini di lapangan - bisa bekerja dengan nyaman dalam ruangan ber-AC!

Tags:
Energy Biomass

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar