64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Integrated Power Generation and Fuels Production

Advanced Renewable

Wed , 27 Sep 2023 20:11 WIB


Bahwasanya energi biomassa itu murah dan melimpah, bersih dan carbon neutral - semuanya sudah menjadi public knowledge. Tetapi mengapa energi dari biomassa ini belum banyak dimanfaatkan? Limbah pertanian, perkebunan dan hutan masih lebih banyak dibakar dengan sengaja atau terbakar dengan senidirinya di musim kemarau? sampah organik perkotaan masih menjadi beban yang luar biasa bagi kota-kota yang kini darurat sampah?

Meskipun segala teknologi yang dibutuhkan untuk mengolah biomassa itu kini telah tersedia luas, belum serta-merta pula biomassa yang melimpah tersebut dimanfaatkan untuk energi. Selain masalah teknologi, masalah harga jual menjadi kendala utama.

Kalori yang ada pada biomassa rata-rata hanya 1/3 dari kalori yang ada di fosil khususnya minyak bumi. Satu kilogram biomassa mengandung sekitar 15 MJ, sedangkan minyak bumi di kisaran 45 MJ/kg. Walhasil mengumpulkan sampah dan limbah, apalagi bila harus dikirim ke tempat yang jauh - tidak cukup untuk memberi insentif yang menarik bagi masayarakat untuk melakukannya.

Maka di era transisi energi harus ada pendekatan yang berbeda untuk membuat energi biomassa ini menarik bagi para pelakunya, harus bisa dihasilkan produk nilai tambah yang tinggi mendekati bahan bakar fossil per satuan beratnya. Tetapi bagaimana caranya?

Harus bisa dihasilkan minimal dua produk dari setiap biomassa yang kita olah. Ilustrasi di bawah adalah salah satu contohnya, yaitu ketika biomassa kita manfaatkan untuk menghasilkan listrik dan bahan bakar sekaligus. Karena untuk menghasilkan listrik hanya butuh panas tinggi, maka listrik cukup dihasilkan dari limbah panas dari proses biomassa menjadi fuels.

Ketika biomassa digasifikasi menjadi building blocks segala jenis bahan bakar, yaitu syngas, proses gasifikasi ini menghasilkan limbah panas yang sangat banyak. Demikian pula ketika syngas kita proses menjadi bahan bakar dari jenis Advanced Biofuels berupa bio-hydrocarbon seperti green diesel, bio-jet, bio-gasoline dan bio-LPG, reaksinya melalui Fischer-Tropsch Synthesis (FTS) adalah exothermic, jadi menghasilkan limbah panas yang sangat banyak.

Hal yang sama juga terjadi ketika syngas kita akan proses menjadi oxygenate fuels , yaitu bahan bakar yang mengandung oxygen seperti methanol, ethanol, DME dlsb., semua reaksinya-pun exothermic - menghasilkan limbah panas yang banyak.

Jadi karena listrik cukup dihasilkan dari limbah panas, produk utama dari biomassa bisa diarahkan menadi Advanced Biofuels yang memiliki nilai jual jauh lebih tinggi, maka nilai tambah dari biomassa menjadi power and fuels bisa maksimal.

Ketika ada insentif harga yang menarik pada sampah organik, kota-kota kita akan otomatis bersih dari sampah, dan langit kita-pun tidak terus bertambah konsentrasi CO2-nya karena bahan bakar yang kita gunakan semuanya carbon-neutral, InsyaAllah.

Tags:
Fuels Green Diesel Biomass Bio gasoline BioJet Biohydrocarbon DME BioMethanol Methanol Ethanol Bio LPG Carbon neutral Listrik

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Renewable Energy