Introducing Regenerative Fuels
Advanced Renewable
Mon , 15 Jan 2024 04:31 WIB
Di dunia energi sudah dikenal istilah Regenerative Energy (RE) khususnya pada energi listrik. Seperti di mobil listrik atupun juga kereta listrik, ketika mobil atau kereta dalam proses pengereman - putaran rodanya digunakan untuk menghasilkan kembali listrik - yang kemudian disimpan di baterei untuk mobil atau dikembalikan ke jaringan listrik melalui pantographs untuk kereta.
Bagaimana dengan mobil internal combustion engine, kapal, boiler industri/komersial, pembangkit listrik tenaga diesel dlsb., apakah mungkin dihadirkan konsep yang sama, sehingga penggunaan bahan bakar seperti bensin, diesel, heating oil, industrial fuels, marine fuels dlsb. bisa menjadi sangat hemat ? InsyaAllah bisa.
Berbeda dengan listrik yang proses regenerasinya lebih mudah karena motor dan generator bisa berupa mesin yang sama yang tinggal dibalik fungsinya, proses menghadirkan Regenerative Fuels (RF) lebih rumit. Ketika bensin atau diesel dibakar, hasilnya adalah tenaga panas, gerak dan CO2 - yang mana yang paling mungkin dikembalikan menjadi bensin atau diesel kembali? Pilihan kami ada di CO2-nya.
CO2 bisa kita tangkap dan diproses langsung menjadi bahan bakar baru yaitu syngas (CO dan H2). Untuk ini dibutuhkan reaktor khusus untuk mereaksikan CO2+C menjadi 2CO - yaitu unsur utama dari syngas. Untuk reaktannya kita butuh C yang bisa diambilkan dari arang biomassa apa saja.
Syngas sudah bisa langsung digunakan untuk menggantikan bahan bakar bensin, diesel, marine fuel, industrial fuels dlsb. Namun ketika seluruh emisi CO2 berhasil kita tangkap kembali, akan ada akumulasi carbon di system ini, nice problem to have - hanya kita perlu mensolusikan untuk apa akumulasi CO2 tersebut?
CO2 bisa 'diikat' dengan adsorbent yang murah dan mudah logistiknya seperti dengan arang aktif yang difungsionalisasi khusus. Gabungan dari adsorbent dan adsorbate-nya (CO2) bisa digunakan sebagai penghasil syngas berikutnya.
Atau bila dikehendaki RF-nya bener-bener kembali seperti bahan bakar semula, yang dari bensin kembali ke bensin, yang dari diesel kembali ke diesel dst. Inipun bisa dilakukan, yaitu setelah CO2 dproses menjadi syngas dengan OCCYER reactor, ditingkatkan kandungan H2-nya melalui Water Gas Shift (WGS) Reactor, kemudian masuk Fischer-Tropsch Synthesis (FTS) Reactor, kemudian cracking dan distillation untuk menjadi bahan bakar persis seperti semula.
Karena panjangnya proses yang terakhir ini, kami lebih memilih menggunakan kombinasi proses yang pertama dan kedua, yaitu OCCYER reactor untuk menjadikan syngas langsung, dan CO2 yang perlu disimpan untuk bahan baku syngas berikutnya cukup ditangkap dengan reaktan yang sesuai menggunakan teknologi FlueTrap yang juga sudah kami buat prototypenya.
Walhasil dengan RF ini kita bukan hanya akan mengehemat energi secara sangat significant, tetapi juga akan secara otomatis menurunkan emisi CO2 mendekati zero emission!
Pos Lainnya
Penampakan Local Fuels
Jan 15, 2024
Introducing Waste Heat Gas Turbine (WHGT)
Jan 15, 2024
Dediselisasi Dengan Hidrogenisasi
Jan 15, 2024
Energy Transition Challenge
Jan 15, 2024
Hilirisasi Sampah dan Limbah
Jan 15, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar