Keseimbangan Yang Berkelanjutan
Advanced Renewable
Thu , 08 Dec 2022 21:02 WIB
Alam semesta ini konon sudah berusia sekitar 14 Milyar tahun dihitung dari peristiwa The Big Bang, dan ukurannya sejauh 93 Milyar tahun cahaya. Namun alam yang sudah sangat tua dan sangat besar ini keberlanjutannya bisa diganggu atau dirusak oleh makhluk yang sangat kecil dengan usia yag sangat pendek - itulah manusia.
Maka Sang Pencipta kita berpesan " Jangan dirusak keseimbangan itu, dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan keadilan..." (QS 55:8-9). Kok bisa manusia menggoncang keseimbangan alam? Itulah yang dengan mudah sekarang bisa kita pahami, menurut NASA-pun posisi kutub bumi telah bergeser, putaran bumi menjadi oglek - seperti putaran gasing menjelang berhenti berputar. Apa penyebabnya? yang sering kita kambing hitamkan adalah emisi CO2 yang tidak terkendali.
Kalau saja kita bisa selalu mengendalikan emisi CO2, maka dia akan senantiasa kita butuhkan untuk pertumbuhan segala jenis tanaman kita - yaitu produsen primer yang menghasilkan energi bagi kita, baik yang kita makan maupun yang menjadi bahan bakar untuk seluruh aktivitas kita.
Keseimbangan ini dahulu terjaga ketika di bumi jumlah pohon masih jauh lebih besar dari jumlah manusia dan segala aktivitasnya, kini menjadi masalah karena jumlah manusia yang sangat banyak dengan aktivitas yang begitu tinggi - jumlah pohon menjadi tidak lagi mencukupi untuk menyerap emisi CO2 kita. Lantas apa solusinya ?
Tetap, yang paling alami tetap harus menanam pohon. Hitungan kami kalau setiap kita menanam 5 pohon tamanu - insyaAllah itu cukup untuk meng-offset CO2 yang kita keluarkan. Bagaimana kalau orang seluruh dunia menanam pohon ? Adakah lahan untuk ini? Sangat Ada dan sangat cukup!
Di Indonesia saja misalnya , kita punya 14 juta lahan kritis dan sangat kritis yang nganggur. Itu pas itu menanam pohon bagi 280 juta penduduknya dengan masing-masing 5 pohon. Saudi beserta negara- negara tetangganya di Jazirah Arab, sudah berencana menanam 50 milyar pohon dalam sepuluh tahun ke depan - insyaAllah cukup untuk meng-offset emsisi CO2 bagi seluruh penduduk bumi.
Hanya saja industri yang masih mengeluarkan emisi harus ada solusi tersendiri, mereka tetap harus menyerap CO2 yang dikeluarkan dari aktivitas industrinya. Bila menanam pohon butuh lahan yang luas yang tidak dimilikinya, maka mereka bisa menggunakan microalgae untuk menyerap emisinya sendiri, Baik pohon besar maupun microalgae keduanya efektif menyerap CO2 dan keduanya menjadi sumber bahan bakar yang selalu terbarukan.
Karena teknologi yang kami kembangkan bisa menghasilkan bahan bakar dari biomassa apapun, baik pohon besar maupun microagae - maka selama masih ada yang menanam apapun - kami akan selalu bisa membantunya untuk memprosesnya menjadi bahan bakar yang berkelanjutan - tanpa harus mengurangi hasil atau manfaat lain dari tanaman-tanaman tersebut. Yang tertarik teknologi ini bisa kami share teasernya.
Pos Lainnya
Penampakan BBM - Bahan Bakar Multiguna
Dec 08, 2022
Tiga Garis Depan Peradaban Berkelanjutan
Dec 08, 2022
Carbon-Free Energy From Mixed Plastic Waste (MPW)
Dec 08, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar