64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Novel Water Sources

Advanced Renewable

Tue , 14 Nov 2023 16:29 WIB


Kita mustinya kudu banyak bersyukur hidup di daerah tropis, sekering-keringnya daerah kita - hujan masih turun dalam beberapa bulan setiap tahun. Daerah kering-pun masih punya curah hujan lebih dari 1,000 mm/tahun. Kelembaban udara kita di kisaran 70-80%, bila terpaksanya tidak ada hujanpun - kita masih mungkin menggunakan teknologi kondensasi untuk menangkap air dari udara langsung.

Bayangkan saudara-sudara kita yang hidup di gurun pasir, seperti yang di Middle East and North Africa (MENA), dalam conference yang saya berkesempatan ikut terlibat di dalamnya untuk sepekan kedepan ini, masalah air ini sungguh jauh lebih pelik untuk diselesaikan.

Di daerah padang pasir, di MENA ini - ada daerah yang curah hujannya hanya 10 mm/tahun - air hujan hanya sempat menetes beberapa kali dalam setiap tahunnya. Kelembaban udara berkisar 25% hingga 50% tergantung musim, maka penduduk di daerah seperti ini bertahan berabad-abad hidup dengan konsumsi air yang sangat sedikit.

Tetapi ada kabar baik bagi seluruh dunia dimanapun umat manusia tinggal, unsur yang mewakili kandungan terbesar dari molekul air itu ternyata sudah ditebarkan oleh Sang Pencipta kita relatif merata di seluruh permukaan bumi. Dari berat molekul air yang 18, 16 bagian adalah unsur O, dan hanya 2 bagian unsur H2. Unnsur O atau Oksigen inilah yang tersedia relatif merata - di sekitar 21 % dari kandungan udara di seluruh permukaan bumi ini.

Artinya apa? kalau kita bisa menangkap oksigen (O), kemudian mereaksikan dengan hydrogen (H2) - maka jadilah dia air (H2O), dan kita bisa melakukan ini dimana saja di permukaan bumi ini. Tetapi dari mana hydrogen-nya yang kita butuhkan untuk reaksi ini? Hydrogen bisa dihasilkan dengan sangat efektif dari bahan bakar seperti ethanol atau DME yang kita reform.

Adapun ethanol maupun DME, keduanya kami pilih karena memiliki formula yang sama yaitu C2H6O meskipun bentuk molekulnya berbeda. Ketika diolah menggunakan fuel cells, keduanya menghasilkan jumlah hydrogen dan air yang sama - yaitu dua kali dari yang dibutuhkan untuk proses reforming-nya.

Selain menghasilkan energi listrik seperti pada umumnya fule cells, Direct Ethanol/DME Fuel Cells (DE/DDME-FC) ini menghasilkan air bersih - netto sekitar 1.2 kali berat bahan bakar ethanol/DME yang digunakannya - setelah dikurangi air yang dibutuhkan untuk proses ini sendiri.

Karena ethanol maupun DME bisa diproduksi dari biomassa apapun - yang pasti ada di daerah manapun di permukaan bumi ini dimana manusia tinggal, maka disitu pulalah air murni bisa dihasilkan. Bagaimana dengan costnya? Karena ada cost sharing antara bahan bakar dan air baik untuk produksi maupun delivery-nya, keduanya - air dan bahan bakar, menjadi terjangkau bagi semua.

Maka inilah sumbangsih pemikiran kami dari Advance Renewable Organization (ARO) Indonesia untuk dunia, khususnya peserta International Conference On Sustainability Energy and water Nexus in Desert Climate, Doha - Qatar 2023.

Tags:
Energy Fuels Electricity DME Hydrogen Air Ethanol

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar