64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Petani Yang Bisa Memproduksi Energinya Sendiri

Advanced Renewable

Mon , 06 May 2024 16:36 WIB


Para pejuang di garis depan ketahanan pangan yaitu para petani, justru sering menjadi korban kebijakan pemerintahnya sendiri. Bukan hanya di negara berkembang, petani-petani di negara maju juga sering harus membawa traktor-traktornya memadati jalan ibukota negara untuk meluapkan kekesalannya atas kebijakan pemerintahnya yang tidak berpihak kepada para petani ini.

Pun demikian dalam masalah energi, di daerah-daerah pertanian itu dari dahulu sebenarnya juga menjadi sentra-sentra produksi bahan bakar masa depan. Tetapi baru Uni Eropa dalam Renewable Energy Directive II (RED II) -nya yang sudah mengidentifikasinya, bahwa apa yang mereka sebut Advanced Biofuels itu hampir keseluruhannya ada di lahan pertanian, perkebunan dan hutan. Hanya biomassa dari sampah padat perkotaan yang asalnya memang dari kota.

Namun hingga kini di negara-negara RED II diberlakukan-pun, para petani masih harus membeli energi fosil yang kotor, dan pada saat bersamaan membiarkan sumberdaya Advanced Biofuels-nya menumpuk di lahan-lahan mereka atau dibakar sia-sia. Apa penyebabnya?

Konversi energi, dari sumberdaya energi bersih dan carbon-neutral, berupa limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan ini yang belum dikembangkan untuk masyarakat luas, agar mudah dan ekonomis untuk digunakan. Petani butuh diesel untuk traktor dan penggilingan padi mereka, butuh LPG untuk rumah tangga mereka, butuh bensin untuk transportasi mereka dlsb. Tentu dalam kondisinya sekarang, semua bahan bakar yang dibutuhkan mereka tersebut belum bisa dipenuhi secara langsung dari sekam dan jerami yang menumpuk di lahan-lahan mereka.

Namun kondisi ini tidak akan selamanya demikian, saat ini sudah memungkinkan bagi petani perkebunan besar untuk memproduksi bahan bakar mereka sendri, atau berkelompok dalam koperasi untuk petani-petani kecil dan menengah. Dengan serangkaian reaktor-rektor kompak seperti gambar di bawah, seluruh kebutuhan bahan bakar para petani dapat mereka produksi sendiri, bahkan mereka juga bisa mejadi tulang punggung swasembada energi bersih nasional dengan sumber daya yang mereka miliki.

Rangkain 3 reaktor yang kami sebut BTX (Biomass To X) ini bisa memproduksi diesel, bensin, LPG dan bahkan Jet-Fuel bila diperlukan. Reaktor pertama intinya adalah gasifikasi, merubah biomassa menjadi syngas yang masih kaya CO, reaktor kedua merubah syngas yang kaya CO menjadi kaya akan H2, dan yang ketiga adalah merubah syngas yang kaya h2 (H2/CO>2) menjadi bahan bakar yang dibutuhkan. Jenis produk yang dihasilkan diatur melalui pengendalian 4 parameternya, yaitu suhu, tekanan, katalis dan resindence time.

Bagi usaha pertanian besar atau koperasi pertanian yang ingin memproduksi bahan bakarnya sendiri sudah dapat berdiskusi dengan kami, juga industri manufacturing permesinan yang tertarik memproduksi reaktor-reaktor ini secara massal bisa menghubungi kami - agar reaktor-reaktor ini menjadi semakin terjangkau bila bisa diproduksi secara massal.

Tags:
Energy Biomass

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar