Reaktor BTX untuk Biofuel Tingkat Lanjut
Advanced Renewable
Mon , 06 May 2024 16:55 WIB
Biofuels generasi berikutnya yang dsiebut Advance Biofuels di Uni Eropa dalam skema Renewable Energy Directive II (RED II), sudah mulai berlaku bertahap sejak 2 tahun lalu hingga penerapan penuhnya tahun 2030. Ini sesungguhnya peluang besar bagi kita, mengapa demikian?
Yang disebut Advanced Biofuels sebenarnya menekankan pada bahan bakunya, tentu harus di luar fosil, harus bahan dari bio tetapi juga di luar bahan pangan, tidak berebut dengan lahan tanaman pangan, hutan dan tidak boleh merusak ekosistem laut.
Dari 17 item bahan yang dibidik secara spesifik di RED II tersebut, mayoritasnya ada di kita, yaitu sekam, jerami, tongkol jadung, bagas tebu, sampah organik perkotaan, tandan kosong sawit, palm oil mill effluent (POME), limbah padat dan cair peternakan, semua limbah non pangan cellulosic dan lignocellulosic.
Dengan bahan yang sebenarnya sangat biasa bagi kita tersebut, tetapi mengapa ketika menjadi bahan bakar dia disebut Advanced Biofules atau bahan-bakar bio yang canggih? dimana kecanggihannya? Justru dari bahan yang biasa-biasa saja inilah kalu kita bisa menjadikannya bahan bakar sekelas bensin, diesel, jet-fuel, LPG dlsb - yang persis sama dari yang berasal dari petroleum namun yang ini carbon neutral sepenuhnya karena dari bahan biomassa, maka di sinilah letak kecanggihannya.
Kalau kita bisa produksi bahan bakar dengan menambang atau mengimpor minyak, itu biasa saja. Tetapi manakala kita memproduksinya dari sampah kota dan limbah pertanian, dibutuhkan proses yang canggih, yang berarti juga butuh reaktor-reaktor yang canggih.
Reaktor-reaktor canggih untuk produksi Advanced Biofuels inilah yang menjadi fokus dari R&D kami di Advanced Renewable Organisation (ARO) sejak beberapa tahun terakhir ini, salah satu hasinya adalah reaktor pada gambar di bawah yang kami sebut BTX reactor, Biomass To X, dimana X-nya bisa berupa diesel, jet-fuel, bensin dan LPG sesuai standard RED II tersebut di atas.
BTX ini sebenarnya integrasi dari 3 reaktor, yang pertama reaktor gasifikasi untuk produksi syngas dari biomassa yang standarnya masih kaya akan CO, yang kedua adalah reaktor Water Gas Shift (WGS) untuk menggunakan sebagian CO untuk produksi H2, dan terakhir reaktor Fischer-Tropsch untuk mereaksikan CO yang tersisa dengan H2 dengan rasio (H2/CO>2) untuk menjadi diesel, jet-fuel, bensin dan LPG. Fokus pada salah satu hasil ini bisa dilakukan dengan pengendalian suhu, tekanan, katalis dan residence time.
Reactor-reaktor ini sudah mulai kita produksi satu per satu atas dasar pesanan, namun kami juga mencari mitra manufacturing untuk produksi massalnya, untuk antisipasi permintaan yang banyak seiring dengan akan melonjaknya kebutuhan Advance Biofuels tersebut di atas menuju tahun SDGs 2030, yang bersamaan dengan target pmberlakuakan RED II uni Eropa secara penuh.
Pos Lainnya
Transisi Energi : Dari Diesel Genset ke Microturbine
May 06, 2024
Paru-Paru Peradaban Carbon
May 06, 2024
Ekonomi BioHidrogen yang Masuk Akal
May 06, 2024
Bio-Bensin, Bisa Dibuat Dari Apa?
May 06, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar