Reaktor untuk Keberlangsungan Energi
Advanced Renewable
Mon , 13 May 2024 17:37 WIB
Dari perbagai reaktor yang kami kenalkan sebelumnya, yang tidak kalah pentingnya adalah reaktor terbaru yang kami sebut Synthesis and Reforming Reversible Reactor (SR3) ini, dibanding dengan yang sebelumnya, inilah yang paling bisa menjadi energy survival reactor kita. Mengapa demikian?
Reaktor ini bisa untuk bongkar-pasang bahan bakar dari jenis yang satu menjadi jenis yang lain, menjadi semacam interface bila sumber bahan bakar yang kita miliki berbeda dengan bahan bakar yang kita butuhkan. Misalnya bila yang kita miliki minyak kwalitas rendah dengan berbagai komposisi hydrocarbon yang ada di dalamnya, sedangkan yang kita butuhkan adalah bensin murni. Maka dengan SR3 ini minyak kwalitas rendah tersebut kita reform menjadi CO dan H2, setelah itu disintesa kembali menjadi rantai panjang hydrocarbon yang sesuai untuk bensin.
Bisa juga karena kita ingin melipat gandakan efisiensi konversi energi dari yang kita miliki. Misalnya yang kita punya bensin, tetapi efisiensi combustion engine berbahan bakar bensin ini hanya 25%, bagaimana menjadikannya 50% atau bahkan lebih ? Benisn direform menjadi H2 dan CO (Syngas) kemudian CO-nya direaksikan lagi dengan Water Gas Shift (WGS) untuk mnejadi H2 lagi, maka kita akan bisa menhasilkna H2 sekitar 2.4 kali dari yang terkandung dalam formula bensin.
Tambahan H2 sebesar 140%-nya berasal dari steam yang kita gunakan untuk reforming dan untuk WGS. Bila H2 ini kita gunakan sebagai bahan bakar fuels cells, tingkat efisiensi konversi energinya akan lebih dari 2 kali lipat dari combustion engine bensin.
Yang istimewa dari reaktor SR3 ini adalah kemampuannya untuk memfasilitasi reaksi dua arah sekaligus, yaitu yang pertama reaksi sintesa untuk membuat bahan bakar carbon rantai panjang seperti bensin dan diesel dari gas CO dan H2, dan yang kedua adalah reaksi reforming, yaitu menguraikan kembali bahan bakar rantai panjang seperti bensin dan diesel, menjadi CO dan H2.
Yang istimewaya lagi kedua reaksi sintesa dan reforming tersebut bisa dibuat kedua-duanya eksotermis alias menghasilkan limbah energi dan tidak membutuhkan energi dari luar kecuali hanya di awal reaksi. Untuk sintesa kami gunakan reaksi Fischer-Tropsch yang memang aslinya sudah eksotermis, sedangkan untuk reforming kami gunakan Autothermal Reforming (ATR) - yaitu eksotermis yang direkayasa, kita bakar sebagain C untuk menghasilkan panas - partial oxdation (POX), hasil panasnya untuk melepas H2 dari H2O, dan H2 ini memiliki energi yang 4 kali lebih besar dari C untuk satuan berat yang sama.
Dengan kemampuan seperti ini, akan sangat banyak potensi penggunaan SR3 ini kedepan. Diantaranya adalah untuk Hydrogen Fuels Cells yang dapat menggunakan bahan bakar diesel atau bensin - yang jauh lebih murah dan mudah membawanya. Bisa juga untuk merubah bahan bakar hydrocarbon dalam bentuk apa saja, menjadi bahan bakar kwalitas tinggi yang kita butuhkan.
Pos Lainnya
Valorisasi Limbah Menjadi Kombinasi Energi
May 13, 2024
AfterOil : Ketika Tidak Ada Lagi Minyak Bumi
May 13, 2024
Hydrogen Murah Dari Muara Sungai
May 13, 2024
Biochar as Multipurpose Feedstocks
May 13, 2024
'Tongkat Musa' Jaman Now
May 13, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar