SDG 7 Challenges
Advanced Renewable
Tue , 06 Jun 2023 16:52 WIB
Delapan tahun telah berlalu sejak para pemimpin dunia menyepakati di Paris Agreement, bahwa akan ada energi bersih yang terjangkau bagi seluruh masyarakat dunia tahun 2030. Jauh panggang dari api, di seluruh dunia belum ada tanda-tanda bahwa energi akan berganti ke yang lebih bersih, dan bukannya semakin terjangkau - energi malah sebaliknya semakin tidak terjangkau.
Tetapi langkah menuju energi bersih yang terjangkau itu masih memungkinkan untuk ditempuh, masih ada waktu 7 tahun bagi dunia untuk mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Namun karena pemimpin dunia silih berganti, yang bergerak mewujudkannya harus dari rakyat untuk rakyat itu sendiri.
Dua bahan bakar yang ada di foto ini adalah contoh energi bersih dan terjangkau yang sangat mungkin kita wujudkan. Yang pellet ini dibuat dari sekam, 1 kg sekam di tingkat penggilingan padi harganya berkisar antara Rp 100,- - Rp 300,- (US$0,007 - U$0.02). Ketika dijadikan pellet 1 kg sekam tetap menghasilkan 1 kg pellet - hanya terjadi pemadatan saja.
Setiap kg pellet sekam mengandung energi sekitar 15 MJ atau 1/3 dari 1 kg BBM. Setelah ditambah biaya produksi, transportasi dlsb, setinggi-tingginya mejadi lipat 10 kali sekalipun dari harga tertinggi sekam, 1 kg pellet sekam tidak lebih mahal dari US$ 0.20,- atau per MJ harga energinya US$ 0.013/MJ. Bandingkan dengan harga BBM (tanpa subsidi) di US$ 0.023/MJ.
Pellet mungkin agak repot penggunaannya, bagaimana kalau kita ganti dengan bahan bakar biomethanol? 1 kg sekam bisa menghasilkan 0.45 kg biomethanol. Artinya biaya bahan baku untuk produksi biomethanol dari sekam setinggi-tingginya adalah US$ 0.044. Bila termasuk biaya proses, transportasi dlsb. setinggi-tingginya 10 kali sekalipun, harga jual biomethanol tidak lebih tinggi dari US$ 0.44/kg. Setiap 1 kg biomethanol mengandung energi sekitar 22 MJ, artinya harga energi biomethanol tidak lebih dari US$ 0.020/MJ, yang tetap lebih murah dari BBM untuk setiap satuan energinya.
Harga jual pellet maupun biomithanol, unsur terbesarnya ada di biaya pengangkutan. Maka bila bisa kita jadikan keduanya sebagai local fuel - yaitu bahan bakar yang diproduksi dan digunakan di daerah yang sama - harganya bisa turun tinggal separuhnya. Artinya energi bersih itu bisa sangat murah bila produksi dan distribusinya melibatkan masyarakat setempat.
Tinggal satu masalah yang perlu dipecahkan untuk terwujudkan bahan bakar yang bersih dan terjangkau ini, yaitu bagaimana unit-unit produksi pellet maupun biomethanol bisa dibuat sekecil mungkin tanpa kehilangan efisiensi dan harga keekonomian produknya. Jadi challenge-nya ada di scale down dari pabrik dan kilang-kilang besar, menjadi microfactory hingga bisa dibuat sekecil mungkin, agar bisa mendekat ke bahan baku dan pasar juga sedekat mungkin. Anda yang berkompeten dan tertarik untuk menerima tantangan scale down technology ini bisa menghubungi kami.
Pos Lainnya
Fuel Efficiency and Zero Emission - In Color
Jun 06, 2023
Regenerative Biomethane Revolution
Jun 06, 2023
Sustainability Verses and Its Practice
Jun 06, 2023
A City With 13 Rivers
Jun 06, 2023
Guidance and Science for Sustainable Energy
Jun 06, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar