64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Semua Negara Bisa Mandiri Energi

Advanced Renewable

Mon , 13 May 2024 21:21 WIB


Seperti sebuah keluarga besar, awalnya kami hanya membuat dua mesin yang memenangkan Climate Impact Innovation Challenge (CIIC) ASEAN 2023, mesin tersebut adalah Autothermal Slow Pyrolysis (ASP) yang fungsinya untuk mengkarbonisasi sampah dan limbah, dan mesin FlueTrap - penangkap emisi agar mesin pertama ASP tidak mencemari atmosfir bumi.

Dari dua mesin tersebut lahir mesin ketiga yaitu OCCYRE (Onboard Carbon Cycle for Regenerative Energy), fungsinya adalah mereaksikan C dari ASP dan CO2 dari FlueTrap untuk menghasilkan energi baru yang disebut syngas - synthetic gas. Produk OCCYRE ini adalah syngas yang kaya akan CO, CO>H2. Untuk meningkatkan kwalitas syngas ini menjadi syngas yang kaya akan H2, H2>CO butuh mesin lagi, maka lahirlah mesin keempat yang kami sebut XH2 - Extra High Hydrogen.

Ada dua keluaran XH2, yaitu syngas yang kaya hydrogen, dengan rasio H2/CO>2 dan emisi CO2. Emisi CO2 ini kami tangkap kembali dengan FlueTrap dan menjalani siklus barunya menghasilkan syngas lagi dan hydrogen lagi. Dari sinilah istilah baru Regenerative Energy kami perkenalkan, yaitu energi baru yang dihasilkan oleh pemanfaatan emisi dari penggunaan energi sebelumnya.

Keluaran dan XH2 yang berupa syngas dengan H2/CO>2 adalah feedstock untuk mesin kelima yang kami sebut GTX, Gas To X, intinya merubah syngas menjadi bahan bakar yang kita butuhkan berupa diesel, bensin, Jet-fuel maupun LPG. Bila dikehendaki keluaran dari XH2 juga bisa diproses menjadi hydrogen murni, untuk ini butuh mesin keenam yang kami sebut membrane reactor (MR).

Dari rangkian tersebut di atas, ada tiga mesin yang menghasilkan limbah panas tinggi yaitu OCCYRE, XH2 dan GTX. Agar limbah panas ini juga termanfaatkan lahirlah mesin ke 7 yang kami kenalkan kemarin sebai ORISYS - Organic Rankine System, intinya merubah limbah panas menjadi energi listrik.

Selain untuk memenuhi kebutuhan listrik pada system keseluruhan agar mandiri energi, kelebihan dayanya dapat untuk meng-elektrolisa air menjadi hydrogen murni. Hydrogen murninya bisa untuk menambah sumber H2 pada GTX ataupun digunakan sebagai energi H2 murni.

Dari ecosistem teknologi-teknologi yang merubah sampah dan emisi menjadi energi tersebut, kita bisa lihat bahwa sumber bahan baku seluruh bahan bakar yang kita gunakan saat ini ternyata ada di sampah dan emisi. Bahan bakar kita intinya hydrocrabon, hanya butuh unsur carbon dan hydrogen. Carbonnya bisa dari sampah/biomassa, emisi CO2 dari luar system, maupun emisi dari system itu sendiri. Sedang hydrogen bisa diperoleh melalui dua cara, yaitu dari gas CO yang diproses melalui XH2 dan dimurnikan melalui MR, atau bisa juga dari elektrolisa air dari listrik yang dihasilkan oleh limbah panas.

Selama masih ada sampah/biomassa, ada emisi CO2 dan ada air, maka kita akan selalu bisa memproduksi regenerative fuels ini, baik berupa diesel, bensin, jet-fuel, LPG dan bahkan juga hydrogen murni, dianapun kita membutuhkannya. Semua negara bisa mandiri energi!

Tags:
Energy Emission Biomass Hydrogen

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Renewable Energy