64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Sistem Rantai Pasok Baru Untuk Synthetic Gas

Advanced Renewable

Mon , 12 Dec 2022 18:49 WIB


Synthetic gas (syngas) adalah building block yang sangat fleksibel untuk produksi bahan bakar maupun green chemical feedstock, yang dapat sepenuhnya menggantikan segala jenis produk minyak bumi dan petrochemical turunannya. Selain bersifat carbon neutral, sumber bahan bakunya melimpah dan tidak tergantung pada jenis bahan baku tertentu saja.

Semua jneis biomasaa generasi kedua seperti limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan, sampah perkotaan dan juga generasi ketiga micro dan macroalgae - semuanya bisa diolah menjadi syngas. Untuk ini hanya dibutuhkan syngas reactor seperti yang pernah saya buat - pada foto di bawah (yang merah).

Karena kandungan utama syngas adalah CO dan H2, syngas mudah dikonversi menjadi syncrude untuk menghasilkan segala jenis bahan bakar yang kita pakai mulai dari bio-gasoline, green diesel, bio-jet, bio-LPG, bio-DME dan bahkan juga bisa menjadi sumber untuk green hydrogen. Syngas juga bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar yang bersih, carbon neutral dan sepenuhnya renewable.

Namun dengan segala kelebihan dan potensi tersebut, pemanfaatan syngas secara masif masih belum meluas. Masalah utamanya adalah logistik yang dilematis. Meskipun bisa diproduksi dengan mesin gasifier yang sederhana seperti buatan saya tersebut, pengiriman produknya ke industri pengguna membutuhkan tangki-tanngki bertekanan yang tentu saja menjadi mahal.

Bila diproduksi di tempat penggunanya langsung, pengiriman bahan bakunya yang bermasalah. Biomassa pada umumnya bersifat bulky, volumenya besar dan kandungan energinya rendah - sehingga mahal di ongkos transportasi bila diolah di tempat yang jauh. Biomassa lain seperti sampah kota malah memiliki masalah sosial dan lingkungan yang serius bila harus diolah di tempat yang jauh.

Alhamdulillah masalah logistik syngas tersebut kini dapat sepenuhnya diatasi dengan satu reaktor saja, yaitu Fast Pyrolysis Reactor (FPR) yang saya sudah unggah kemarin. Dengan menggunakan FPR ini, biomassa dimanapun bisa dikonversi dahulu menjadi bio-oil. Bio-oil memiliki kandungan energi antara 3-6 kali dari biomassa per satuan volumenya, jadi jauh lebih efisien untuk logistiknya dan tidak membutuhkan tangki bertekanan.

Baru di tempat pengguna, ketika syngas mau digunakan atau diproses menjadi produk-produk lebih lanjut, syngas diproduksi secara in-situ dari bio-oil tersebut. Selama transportasi dan penyimpanan stok, bio-oil lebih murah dan lebih mudah dihandle ketimbang mengangkut dan menyimpan syngas.

Untuk menggunakan syngas yang diproduksi in-situ, yang diperlukan adalah reaktor gasifikasi jenis LTG (Liquid To Gas) seperti pada gambar di bawah - yang kanan. Lebih sederhana dari reaktor BTG (Biomass To Gas) - yang kiri, jadi dengan mudah tinggal memasang LTG tersebut di lokasi pengguna langsung. Industri yang sudah membutuhkan sistem pasok baru untuk syngas ini di seluruh Indonesia - dapat berdiskusi dengan kami untuk detilnya.

Tags:
Biomass Bio oil Syngas Microturbine

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar