Tetrageneration, The Next Energy Efficiency
Advanced Renewable
Tue , 12 Sep 2023 16:43 WIB
Ketika energi fosil masih melimpah dan murah, orang menghamburkan energi secara borosnya. Dari energi dasar batubara misalnya, hanya kurang dari 1/3-nya yang akhirnya jadi listrik. Dari minyak bumi, hanya 25-30% yang jadi tenaga gerak untuk transportasi.
Pemborosan ini terjadi karena satu sumber energi dasar hanya digunakan untuk satu kebutuhan, untuk listrik saja, untuk bahan bakar saja dst. Era ini disebut era monogeneration. Karena sumber energi baru yang terbesar dan sudah ada di depan mata sebenarnya adalah efisiensi energi itu, maka muncullah konsep Combined Heat and Power (CHP), ini menjadi era digeneration, dan efisensi energi mulai meningkat karena satu sumber energi dasar digunakan sekaligus untuk dua kegunaan.
Berikutnya berkembang pulalah apa yang disebut Combined Cold, Heat and Power (CCHP), ini juga menandai era trigeneration. Efisiensi energi meningkat lagi karena satu sumber energi dasar bisa digunakan sekaligus untuk memenuhi tiga kebutuhan.
Nah challenge berikutnya yang ingin kami taklukkan di Advanced Renewable Organization (ARO) adalah efisiensi energi tingkat lanjut. Bersamaan dengan masyarakat dunia memasuki era energi transisi, kami melihat bahwa yang dibutuhkan dunia bukan sekedar berganti dari yang non-renewable, fosil dan mencemari atmosfir bumi, menjadi energi terbarukan yang carbon-neutral, tetapi dunia butuh budaya baru, yaitu menggunakan energi se-efisien mungkin. Energi terbarukan-pun tidak akan pernah cukup, bila penggunaannya masih boros dengan tingkat efisiensi yang hanya 1/4 hingga 1/3 dari energi dasar tersebut di atas.
Maka efisiensi energi tingkat lanjut yang kami perkenalkan ini adalah apa yang kami sebut Tetrageneration. Setiap kilogram biomassa yang kita oleh menjadi energi menggunakan reaktor yang kami sebut Ecogas Tetragen (ETG) misalnya, harus bisa melayani minimal 4 kebutuhan sekaligus. Cara kerjanya bisa dilihat dari hasil brainstorming akhir pekan kami pada papan tulis di bawah.
Pertama adalah hasil utama ETG yang berupa syngas murni (CO dan H2), dia adalah building blocks dari berbagai Advanced Biofuels seperti green diesel, bio-jet, bio-gasoline, bio-LPG, bio-methanol, bio-DME dan juga green hydrogen.
Selanjutnya limbah panas dari ETG, masih bisa digunakan untuk tiga kebutuhan energi lainnya. Awalnya diumpankan ke microturbine akan menjadi energi listrik, kemudian karena keluaran gas dari microturbine masih bersuhu tinggi disalurkan ke heat exchanger untuk menjadi energi panas yang bisa digunakan untuk berbagai proses industri atau komersial.
Dan berikutnya lagi, keluaran dari heat exchanger-pun masih cukup panas, cukup untuk memisahkan refrigerant yang 'tersimpan' dalam absorbent-nya. Setelah refrigerant menguap, dikondensasi dan dilepas menjadi gas lagi, refrigenrat ini akan dapat menghantarkan energi dingin yang sangat kuat. Sekali merangkuh dayung, 4 pulau terlewati, InsyaAllah.
Pos Lainnya
High Value Gas From Waste and Emissions
Sep 12, 2023
Farmers Who Can Produce Their Own Energy
Sep 12, 2023
BBM : Bahan Bakar Merdeka
Sep 12, 2023
Solution for FEW Trilemma
Sep 12, 2023
Mandiri Energi Negeri Bahari
Sep 12, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar