64x64

Muhaimin Iqbal
Author

The Low-Tech, Green-Tech

Advanced Renewable

Fri , 19 May 2023 22:18 WIB


Green technology tidak harus canggih dan mahal, di Sanggar Waste to Energy (WastoE) kami, keduanya mendapatkan peluang pengembangan yang sama. Yang high-tech terkait dengan advanced biofuels, syngas, methanol, ammonia sampai hydrogen sudah sering saya share, kini giliran yang low-tech.

Teman-tean di WastoE ini sedang melakukan final check atas kompor Ecogas Aurora sebelum didistribusikan ke para pengguna. Kompornya sendiri dari sisi teknologi sebenarnya low-tech, tetapi karena adanya sejumlah science yang digunakan untuk merancangnya - maka dihasilkanlah kompor yang cerdas - yang mampu menampilkan warna api kompor berdasarkan kwalitas bahan bakarnya.

Yag warna api beraneka ragam - dari merah, orange, kuning dan hijau di pojok kanan bawah adalah bila kompor diberi bahan bakar dari pellet biomassa standar yang ada di pasaran, rata-rata Cold Gas Efficiency (CGE) di kisaran 40%. Sementara kompor yang sama ketika diberi bahan bakar pellet khusus yang memiliki CGE tinggi, di atas 65% - warna apinya menjadi hijau kebiruan yang bersih.

Karena kemampuannya untuk mendeteksi dan membedakan kwalitas bahan bakar berdasarkan CGE-nya inilah kompor yang low-tech inipun juga kami sebut sebagai kompor yang cerdas dan mencerdaskan. Dengan kompor ini masyarakat akan cerdas mencari bahan-bakar bahan -bakar terbaik yang ada di sekitarnya dan ujungnya diharapkan bisa mandiri energi.

Selain inovasi pada hardware-nya, inovasi lain yang kami lakukan di WastoE untuk mendorong secepatnya masyarakat bisa memperoleh Affrordable Clean Energy (SDG no 7) adalah dengan system pembiayaan dan perolehan kompor ini. Kompor ini tidak harus dibeli dan tidak harus Anda yang menggunakannya sendiri.

Ada 6000-an rumah yatim dan pesantren yang selama ini sudah disantuni dengan infaq beras oleh mitra kerja kami jaringan Masjid Kapal Munzalan di seluruh Indonesia. Bukankah beras-beras tersebut perlu dimasak? Nah di sinilah awal peran kompor ini. Anda bisa ikut berwakaf kompor dan berinfaq bahan bakarnya. Untuk 1 titik rencananya diberi 1 paket literasi energi dahulu, yaitu 1 kompor ini dan pellet bahan bakarnya 100 kg yang insyaAllah cukup untuk 3 bulan.

Karena pellet biomassa yang kami gunakan ini adalah bersifat carbon neutral - tidak menambah atau mengurangi CO2 di atmosfir bumi, maka setiap kilogram LPG yang digantikan pellet biomassa di kompor ini - akan berkurang sekitar 3 kg CO2 di atmosfir bumi. Sehingga meskipun aktivitas Anda belum bisa mengurangi emisi CO2 sendiri, Anda sudah bisa berwakaf dan infaq di energi hijau yang secara langsunng berdampak pada penurunan emisi CO2 ini.

Jadi meskipun low-tech, ini adalah green-tech - teknologi hijau yang secara terukur berdampak pada penurunan emsisi CO2 di atmosfir bumi - yang Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Energinya untuk mereka yang membutuhkannya dahulu, pahalanya untuk Anda. Bahkan korporasi yang bersedia mendanai proyek ini dengan CSR-nya, bisa meng-claim carbon credit nantinya.

Tags:
Energy Syngas LPG Kompor Hydrogen Pellet Ammonia Methanol

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Renewable Energy