Decarbonization Challenge in Numbers
Advanced Renewable
Wed , 08 Feb 2023 03:31 WIB
Sadar atau tidak sadar, setiap penduduk negeri ini berkontribusi terhadap emisi CO2 sekitar 2.3 ton per tahun, ini menurut data dari Badan Pusat Statistik dan dari World Bank. Tingkat pertumbuhannya-pun hampir sama yaitu di kisaran angka 4.2% per tahun. Jadi trend kita masih mengotori bumi dengan sangat cepat, jauh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk kita yang hanya sekitar 1.2% per tahun.
Dengan tingkat pertumbuhan tersebut, tahun ini dapat diperkirakan kita akan melepas sekitar 720 juta ton CO2 ke atmosfir bumi. Padahal emisi CO2 ini hanya sekitar 34% saja dari total emisi GHG kita, total emisi GHG kita tahun ini bisa mencapai kisaran 2.1 milyar ton setara CO2 (data terakhir dari BPS untuk 2019 di angka 1.87 milyar ton setara CO2).
Apa makna angka-angka ini? pertumbuhan ekonomi kita yang rata-ratanya di kisaran 5% masih sebagian terbesarnya berdampak pada emisi GHG yang belum terkendali. Dibutuhkan kesadaran menyeluruh baik di tingkat pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat secara keseluruhan, bahwa trend pencemaran emisi GHG kita tidak sedang baik-baik saja.
Lantas apa solusinya yang do-able? Untuk tingkat pemerintahan biarlah para pejabat yang terkait memikirkannya. Pada tingkat masyarakat, industri dan korporasi - inilah yang kami fasilitasi pemikiran dan strategi dekarbonisasinya, tentu termasuk de-metanisasi dan de-GHG lainnya - cemaran emisi lain selain CO2.
Yang paling mudah, murah dan dampaknya sangat baik adalah menanam pohon. Kalau saja setiap penduduk negeri ini mau menanam 5 pohon besar di tanah gersang, maka ini cukup untuk meng-offset emisi CO2 yang dikeluarkan sepanjang hidupnya. Lahannya ada dan insyaAllah sementara cukup, yaitu 14 juta hektar lahan kritis dan sangat kritis yang sekarang terbengkalai.
Tetapi kecil kemungkinannya lahan kritis dan sangat kritis tersebut kita tanami semuanya, estimasi kami yang layak hanya di kisaran 40%-nya. Maka opsi kedua untuk melengkapinya yang mudah dan murah adalah mengkonversi limbah pertanian dan sampah kota kita menjadi carbon sink - yaitu dijadikan arang dan dipertahankan dalam kondisi kearangannya, dengan menggunakannya sebagai bahan bangunan, treatment lahan gersang dlsb.
Namun apapun program-program dekarbonisasi tersebut juga tidak akan sepenuhnya bisa mengatasi masalah emisi GHG ini tanpa upaya untuk segera meninggalkan atau setidaknya mengurangi ketergantungan kita pada energi fosil. Harus ada uaya percepatan penggunaan biofuels khususnya yang dari kategori Advanced Biofuels yang tidak berebut dengan pangan, pakan dan lahan pertanian. Demikian pula dari sektor kelistrikan, harus ada percepatan penggunaan Renewable Electricity, sehingga lonjakan kebutuhan listrik karena pertumbuhan ekonomi - tidak harus dibarengi dengan peningkatan emisi.
Institusi dan korporasi yang sudah concern masalah emisi ini dapat didampingi oleh CARREX - Carbon Reduction, Removal and Exchange untuk penyusunan strategi dan implementasinya.
Pos Lainnya
Inspirasi Teknologi Untuk Kendaraan Nabi Sulaiman
Feb 08, 2023
Regenerative Fuels Family
Feb 08, 2023
BioHydrogen Economic Empowerer
Feb 08, 2023
Regenerative Hydrocarbon
Feb 08, 2023
Tantanngan Untuk Menembus Batas Langit Dan Bumi
Feb 08, 2023
Kategori
Environment
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar