64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Dedieselisasi Dengan Syngas dan Bio-DME

Advanced Renewable

Tue , 12 Sep 2023 17:09 WIB


Diesel adalah BBM nomor 2 terbesar yang kita gunakan setelah bensin, yang mayoritasnya masih disubsidi. Karena disparitas harga antara yang subsidi dan harga keekonomisannya yang jauh, maka di sejumlah daerah - utamanya pulau-pulau kecil diesel sering hilang dari pasar resmi dan muncul kembali di pasar gelap, dengan harga yang bahkan jauh lebih tinggi dari harga keekonomisannya.

Masalahnya adalah diesel ini sangat dibutuhkan untuk penggerak ekonomi, untuk pembangkit listrik, untuk kapal, truk, bis, traktor, dan juga berbagai mesin-mesin pertanian dan industri. Selain sering langka, diesel sebenarnya juga menjadi bahan bakar yang paling mahal sebenarnya kalau digunakan untuk pembangkit listrik.

Walhasil, memang dibutuhkan kerja ekstra keras untuk kita bisa segera melepaskan diri atau minimal mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar diesel ini. Tetapi dengan apa solusinya?

Di era SDG dan transisi energi ini, pengganti diesel haruslah bahan bakar yang carbon-netral, harus murah dan sedapat mungkin bisa dihasilkan oleh masyarakat setempat sehingga menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Pemanfatannya harus bisa jalan dengan mesin-mesin diesel yang sudah ada, tanpa mengurangi kinerja mesin secara significant, dan juga tanpa perubahan mesin yang besar.

Nah,apa yang cocok untuk menggantikan diesel yang memenuhi seluruh persyaratan tersebut di atas? Ada dua yang kami rekomendasikan yaitu syngas dan bio-DME, keduanya bisa dihasilkan dari biomassa dan bahkan juga sampah organik dari daerah penggunanya sendiri, atau kita sebut local fuels.

Hasil gasifikasi biomassa atau arang biomassa berupa syngas yang sudah bersih dan bebas tar, bisa langsung digunakan di mesin diesel dengan cara dual fuels. Diesel digunakan untuk tahap ignition dan selanjutnya sebagian besar daya dihasilkan dari syngas yang masuk melalui saringan udara. Hasil percobaan kami di mesin statis berupa diesel genset dapat disaksikan di video-vedio kami di www.youtube.com/bursaide

Namun syngas ini hanya cocok untuk mesin statis seperti pada genset tersebut, untuk mesin bergerak seperti truk, bis, kapal dlsb, yang kami usulkan adalah produk turunan dari syngas tersebut yaitu bio-DME. Selain renewable dan carbon-neutral, bio-DME juga bisa diproduksi dengan miniplant atau bahkan microplant seukuran container yang bisa ditempatkan hingga pulau-pulau terpencil sekalipun.

Juga tidak diperlukan perubahan berarti di mesin-mesin diesel yang akan disubstitusi bahan bakarnya dengan bio-DME ini. Dengan system yang disebut Dimethyl Ether Enriched Air (DMEA), bio-DME dimasukkan ke mesin diesel melalui intake manifold, disinilah bio-DME bercampur dengan udara yang bisa dikendalikan rasio-nya untuk kinerja mesin yang maksimal.

Dengan dual fuels ini, penggunaan diesel bisa diturunkan tinggal kurang dari 10% dari kebutuhan diesel awal, selebihnya 90% lebih diganti syngas dan bio-DME tersebut.

Tags:
Fuels Biomass Carbon Diesel Gasoline Syngas Electricity Arang Bio-DME Dedieselisasi

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar