64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Formula Biofuel Universal

Advanced Renewable

Mon , 20 May 2024 15:59 WIB


Oleh-oleh dari the International Conference on Renewable Energy Gas Technology (REGATEC 2024) di Lund, Swedia pekan ini saya sarikan dalam sketsa dan formula di bawah ini. Begitu banyak teknologi dibawakan oleh para pemateri, dan begitu banyak teori, bisa disimpulkan dalam satu sketsa ini.

Tema central konferensi tahun ini adalah biomethane, dimana Uni Eropa mentargetkan tahun 2040 sudah tidak lagi tergantung pada gas alam yang harus diimpor. Dua yang ditarget dengan ini, pertama melepaskan diri dari ketergantungan terhadap negara lain yang bisa saja tidak lagi bersahabat, kedua ini mutlak diperlukan untuk mencapai target Net Zero Emission 2050.

Selain biomethane ini, dalam konferensi tahun depan mereka akan mulai membahas GreenLPG, atau yang sudah sering saya bahas di media ini dengan sebutan BioLPG. Namun apapun renewable gas yang akan mereka produksi, selalu bisa didekati dengan Universal BioFuels Formula (UBF) berikut : xCO + yH2 ==> CmHnOo + pH2O + qCO2, dimana x,y,m,n minimal sama dengan 1, sementara o, p dan q bisa nol.

Penjelasan UBF ini adalah bahwa bahan bakar bio apapun yang kita butuhkan, akan selalu bisa disintesa dari CO dan H2 yang gabungan keduanya disebut synthetic gas (syngas). Hasilnya bisa berupa oxygenates seperti methanol, ethanol dan DME bila o adalah 1 atau lebih. Sedangkan bila o sama dengan nol, hasilnya akan berupa hydrocarbon fuels seperti biomethane, bioLPG, biogasoline, greendiesel, Sustainable Aviation Fuels (SAF) dlsb.

Sedangkan limbah dari proses ini bisa diarahkan berupa air, yaitu bila p adalah 1 atau lebih. Bisa pula diarahkan menjadi CO2, bila q yang minimal 1 atau lebih, masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Bila limbah itu berupa air, berarti kita mengorbankan sebagian dari H2 yang mahal untuk menjadi air yang murah. Sebaliknya bila limbah itu berupa CO2, meskipun dia carbon-neutral, tetap kita harus disiapkan mekanisme Carbon Capture and Utilization (CCU)-nya.

Ada peran dan peluang besar yang bisa diambil oleh Advanced Renewable Organization (ARO) dari Indonesia, yang kini menjadi bagian dari rangkaian konferensi ini dan insyaAllah seterusnya. Peran tersebut pertama adalah mensolusikan kebutuhan H2 yang green dan affordable untuk bahan bakar apapun yang dibutuhkan di dunia dalam pencapaian kemandirian energi di masing-masing negeri, dan untuk pencapaian Net Zero Emission 2050.

Peran kedua adalah menyiapkan reaktor-reaktor dalam berbagai skala, baik untuk memproduksi H2-nya sendiri, dengan reaktor XH2M misalnya, maupun reaktor-reaktor utama untuk sintesa berbagai bahan bakar tersebut di atas, misalnya dengan STX (Syngas to X) untuk produksi oxygenates maupun GTX (Gas To X) untuk produksi hydrocarbon.

Sudah waktunya kita mengurangi ekspor dari hasil tambang kita karena itu terbatas dan harus kita olah sendiri. Sebagai gantinya kita bisa ekspor ide, pemikirian, sains dan teknologi, karena itu tidak terbatas, semakin kita gali dan bagi akan semakin bernilai!

Tags:
Energy Emission Net-Zero Reactor Bio LPG Biomethane

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Pos Lainnya

Survival Fuels

May 20, 2024

SDG No 7 Enabler

May 20, 2024

Exothermic Energy

May 20, 2024

Kategori

  • Renewable Energy