Jalur Cepat Net-Zero Emissions
Advanced Renewable
Thu , 08 Dec 2022 20:46 WIB
Dampak pemanasan global dan perubahan iklim sudah semakin nyata dirasakan oleh penduduk seluruh dunia, ada yang mengalami gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya, ada yang tiba-tiba terkena banjir bandang, banjir rob - air laut yang meluap, kebakaran hutan dimana-mana dan perbagai bencana alam lainnya.
Hanya saja dunia terlalu lamban dalam merespon pemanasan global dan perubahan iklim tersebut, Net-Zero Emissions yang disepakati para pemimpin dunia baru terjadi tahun 2050, sejumlah negara-pun menawarnya menjadi 2060 dan bahkan 2070. Musibah besar apalagi yang akan 'kita biarkan' terjadi selema kita menunggu tercapainya Net-Zero Emissions tersebut ?
Maka harus ada ikhtiar besar yang benar-benar out of the box dalam mengatasi pencemaran udara tersebut, tidak bisa lagi mengandalkan komitmen antar negara dan sekedar peraturan perundanng-undangan yang kemudian dibuat di masing-masing negara untuk implementasinya. Cara-cara konvensional akan terlalu lamban dan industri hanya melakukannya dengan terpaksa - tidak dengan sepenuh kekuatannya untuk memperbaiki alam.
Maka yang kami konsepkan adalah gerakan Net-Zero Emissions yang didorong oleh motif ekonomi - karena inilah motif yang selalu dikejar oleh para pelaku industri. Industri-industri yang mengkonsumsi energi fosiil yang kian mahal, akan dengan sukarela melakukan perbaikan menuju Net-Zero Emissions bila mereka memperoleh insentif berupa keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati secara langsung dan cepat.
Insentif ekonomi yang langsung dan cepat ini akan benar-benar bisa dinikmati oleh pelaku industri antara lain dengan teknologi yang kami perkenalkan sebagai Duomikro. Yaitu menangkap emisi CO2 industri dengan microalgae kemudian langsung memproses in-situ biomassa yang dihasilkannya menggunakan microrefinery untuk menjadi Bio-Oil.
Dalam modelling yang kami buat seperti dalam ilustrasi di bawah sebagai contoh, Industri yang menggunakan pembangkit diesel 1 MW akan mampu menyerap seluruh emisi CO2-nya dengan menanam microalge dalam volume kolam air atau tangki sekitar 8,500 m3. Bahkan bukan hanya menyerap emisinya 100%, industri tersebut juga akan memperoleh bonus berupa Bio-Oil kwalitas tinggi - yang langsung bisa digunakan unttuk bahan bakar industrinya sendiri atau diupgrade menjadi transportation biofuels.
Untuk pembangkit listrik tenaga diesel, nilai Bio-oil yang dihasilkan dari proses panangkapan CO2 tersebut akan berada di kisaran 47.5% dari bahan bakar diesel yang digunakan. Penghematan BBM 47.5% inilah yang akan menjadi insentif ekonomi bagi industri yang bersangkutan untuk mengejar dengan cepat Net Zero Emission-nya. Pada era bahan bakar fossil yang semakin langka dan mahal kedepan, siapa yang tidak tertarik untuk menghemat biaya bahan bakarnya hingga 47.5%? Yang tertarik sudah bisa menghubungi kami untuk aplikasi Diomikro di industri Anda.
Pos Lainnya
Distributed Green Hydrogen Economy
Dec 08, 2022
Who Will Clean Our Sky?
Dec 08, 2022
Super Powder
Dec 08, 2022
Fuels Paradox
Dec 08, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar