64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Melepas Belenggu Crude Oil Menuju Bio-Oil

Advanced Renewable

Thu , 08 Dec 2022 21:27 WIB


Kalau saja dunia tidak ter-nina-bobo-kan terlalu lama oleh minyak bumi (crude oil), mungkin kita sudah merdeka energi sejak dahulu. Namun karena lelapnya tidur panjang kita dalam buaian crude oil ini, ketika krisis sudah di depan mata-pun kita tidak kunjung bangun dan sadar akan adanya krisis energi yang menggedor-gedor pintu rumah kita.

Yang kita tahu hanya harga BBM kok tiba-tiba naik tajam, pemerintah mengeluh subsidi yang dirasakan sudah terlalu berat, bahan bakar subsidi yang relatif terjangkau tidak lagi mudah di dapat. Sopir-sopir truk rela bermalam di pompa bensin untuk menunggu agar dapat kesempatan memperoleh solar pada pengisian berikutnya, dan berbagai indikator krisis lainnya yang sudah begitu terang benderang.

Pertanyaannya adalah kalau toh kita terbangun dari tidur panjang kita, apa alternatif bahan bakar kita yang baru itu? Diantaranya yang sudah sangat siap di depan mata - tinggal mengolahnya, adalah biomassa. Biomassa ini melimpah di negeri ini, dan setelah kita cairkan menjadi Bio-Oil kandungan energinya lumayan tinggi.

Dari sepuluh jenis biomassa di sekitar kita yang kami teliti, yang terendahnya saja yaitu dari sekam padi sudah bisa memenuhi standard internasional untuk Bio-Oil atau juga disebut Pyrolysis Liquid Biofuels ASTM D7544, yang mensyaratkan kandungan kalori minimal 15 MJ/kg. Biomassa lain yang melimpah seperti tandan kosong sawit malah memiliki kalori hampir dua kali lipat dari standar tersebut.

Yang tertinggi kandungan kalori dari biomassa ini adanya di microalgae yaitu mencapai 30 MJ/kg Bio-Oil. Microalgae ini kami kategorikan sebagai biomassa yang melimpah karena kalau kita baru mulai menanam hari ini-pun, sebelum akhir bulan kita sudah bisa memanennya.

Bio-Oil bisa langsung digunakan sebagai bahan bakar industri, sebagai substitusi solar industri yang kian mahal, bisa juga sebagai substitusi LPG bila dibuatkan kompor atau burner khususnya. Di negeri empat musim, Bio-Oil ini juga bisa menggantikan heating oil untuk memanaskan ruangan di musim dingin. Jadi pasarnya sudah sangat besar kalau toh tidak diupgrade lebih lanjut.

Selain faktor kandungan energi, karakter Bio-Oil juga dicirikan oleh kandungan hydrocarbon (hydrogen dan carbon) yang ada di dalamnya. Semakin tinggi kandungan hydrocarbon dalam Bio-Oil semakin mudah dan semakin tinggi hasilnya ketika diupgrade menjadi Bio-fuels.

Dari 10 Bio-Oils yang kami teliti tersebut, yang terendah kandungan hudrocarbon-nya adalah tongkol jagung dan tertinggi microalgae dan batok kelapa, tetapi semuanya berada di kisaran 50-70%, jadi sangat feasible untuk di-upgrade menjadi transportation fuels menggantikan bensin dan solar yang kini lagi krisis.

Dari sinilah insyaAllah kita bisa merdeka dari belenggu minyak bumi (crude oil), menuju bahan bakar dari hasil bumi yaitu minyak biomassa (Bio-Oil) - yang selalu bisa kita tumbuhkan di sekitar kit, dimanapun kita berada!

Tags:
Biomass Biofuels

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar