64x64

Muhaimin Iqbal
Author

New Perspective on Food and Fuel

Advanced Renewable

Fri , 09 Dec 2022 17:58 WIB


Krisis minyak goreng belum mereda benar, kita sudah dihadapkan dengan potensi kenaikan harga BBM. Dua hal yang sering dipertentangkan ini, pangan dan bahan bakar - silih berganti menghantui kita dan juga masyarakat di dunia.

Sebagaimana datangnya dua masalah food and fuel yang bisa bersamaan, solusinya sebenarnya juga selalu bersamaan - di dalam setiap kesulitan ada kemudahan. Kita di Indonesia masih harus bersyukur ancaman krisis dua hal tersebut tidak seburuk negara lain, mengapa?

Kita punya kebun sawit yang sangat luas, lebih dari 15 juta hektar. Dari kebun-kebun sawit tersebutlah kita masih bisa memperoleh minyak gorehg - meskipun kadang mahal. Dari sana pulalah kita masih bisa mengurangi impor BBM, karena kita berani mencanangkan penggunaan BBM B30 - biodisel 30%, yang pertama di dunia!

Tidak perlu dipertentangkan antara pangan dan bahan bakar, kalau supply-nya terbatas tentu didahulukan pangan, tetapi kalau keduanya bisa dipenuhi dari tanaman yang sama - ya mengapa tidak? Bahan bakar terbaik-pun yang disebut di Al-Qur'an sebagai cahaya di atas cahaya, juga berupa minyak makan yaitu minyak zaitun. Disebut sebagai bahan bakar di Surat Am-Nur : 35, dan disebut sebagai bumbu/penyedap makanan di Surat Al-Mu'minun : 20.

Bahkan sumber bahan bakar yang diidolakan dunia saat ini nantinya akan kembali juga berupa minyak yang bisa dimakan, yaitu minyak dari microalgae. Minyak algae adalah minyak yang sangat baik untuk menjadi alternatif minyak goreng, bukan hanya karena khasiat kesehatannya - memiliki kandungan Omega 3 yang sangat tinggi, Omerga 6 dlsb. minyak ini juga sangat mungkin diproduksi oleh masyarakat luas yang tidak memiliki lahan, tinggal di perkotaan dan bahkan masyarakat yang tinggal di gurun pasir sekalipun.

Masih ada sedikit kendala teknologi yang harus kita atasi memang, terkait dengan peningkatan produktivitas dan masih mahalnya bioreactor/fermentor untuk budidaya skala mikro yang efektif. Tetapi ini hanya masalah waktu saja untuk bisa diatasi, Anda yang punya skills di bidang budidaya dan juga yang menguasai seluk beluk bioreactor mungkin sudah bisa membantu kami - agar masyarakat luas bisa segera terlibat dalam produksi pangan dan bahan bakar yang satu ini.

Dengan tingkat teknologi yang ada sekarang, minyak algae di pasar dijual sekitar US$ 2.5/liter - jadi memang baru layak untuk minyak goreng kelas atas atau produk nilai tinggi lainnya. Tetapi segera setelah masalah teknologi tersebut teratasi, sangat mungkin biaya produksinya akan turun drastis sehingga dia bahkan bisa ekonomis pula untuk bahan bakar. Minyak goreng untuk untuk makanan menjadi murah, dan bahan bahar yang affordable and clean (SDG no 7) juga bisa dicapai.

Lebih dari itu produksi minyak goreng dan bahan bakar baru dan terbarukan tersebut akan memenuhi kriteria 3D yang dibutuhan di era sustainability dan transisi energi, yaitu Democratized, Distributed and Disruptive - artinya ini peluang untuk kita semua!

Tags:
Fuels Cooking oil

Please register first!

For post a new comment. You need to login first. Login

Comments

No comments