64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Palorisasi Sampah Tingkat Lanjut

Advanced Renewable

Wed , 06 Mar 2024 21:34 WIB


Darurat sampah masih terus menghantui kota-kota kita, di saat yang bersamaan beban berat pengadaan enegi yang sebagiannya masih harus diimpor secara masif - terus menjadi faktor pengurang GDP kita yang significant, artinya masih menjadi faktor pemiskin bagi kita yang masih terus mengimpor energi ini.

Solusi masalah pertama untuk mengatasi masalah yang kedua, sampah menjadi energi, juga sudah dilakukan, hanya masih terlalu kecil dibandingkan dengan tumpukan sampah yang ada, dan belum berdampak pada pengurangan impor bahan bakar baik berupa minyak maupun gas. Apa penyebabnya?

Sampah dan limbah biomassa sebenarnya adalah sumber carbon yang sangat murah, kandungan carbon atau C ini di biomassa berkisar antara 50% (biomassa asal) hingga 85% (biomassa yang diolah menjadi arang). Sedangkan dari C inilah segala macam bahan bakar dan energi yang kita butuhkan bisa diproduksi.

Namun ketika sampah hanya dibakar untuk menjadi listrik misalnya, harga jual listrik yang hanya di kisaran US$ 0.1/kWh menjadi barriernya. Dengan harga jual produk akhir ini, maka 1 kg sampah yang sudah menjadi RDF (Refused-Derived Fuel) sekalipun paling banter harganya hanya di kisaran 40% dari produk akhir, atau US$ 0,04/kg. Pada tingkat harga jual RDF seperti ini, pengolahan sampah menjadi RDF belum menjadi solusi yang sustainable - karena pasti masih harus disubsidi dari sumber dana lain.

Masih butuh solusi lain agar masyarakat tertarik untuk mengolah sampahnya hingga tuntas, dan ini hanya bisa dilakukan bila model bisnisnya sustainable. Untuk ini sampah dan limbah harus sedapat mungkin diarahkan menjadi produk yang bernilai jual paling tinggi. Dan di sektor energi, nilai jual tertinggi itu saat ini adalah hydrogen - di atas US$ 6/kg, berikutnya bahan bakar hydrocarbon seperti benisn dan diesel - di kisaran US$ 1.1 /kg , dan bahan bakar oxygenates seperti ethanol dan methanol di kisaran US$ 0,5/kg.

Dari angka-angka pembanding tersebut, kalau kita bisa mengolah sampah dan limbah kita menjadi salah satu bahan bakar tersebut di atas, bisnis mengolah sampah akan sangat menjanjikan. Bila secara ekonomi menarik, dengan sendirinya sampah-sampah akan menghilang dari kota-kota kita.

Mesin di bawah adalah salah satu karya engineering kami untuk mengolah sampah apapun menjadi hydrogen dan syngas. Bisa diberi feedstocks berupa arang, maupun biomassa asalnya. Butuh 2.5 kg arang untuk memproduksi 1 kg hydrogen, butuh 7.5 kg sampah kering untuk 1 kg hydrogen yang sama, sedangkan bila dari sampah basah tergantung kadar airnya - bisa di kisaran 15 - 25 kg sampah basah.

Jalur manapun yang dipilih, tetap sangat menarik karena 1 kg hydrogen harga jual saat ini di kisaran US$ 6,- tersebut di atas. Masih sangat cukup ruang untuk membuat mesin-mesin yang canggih, merektrut orang-orang terbaik dan memberi return yang menarik bagi para investor yang mau berinvestasi megolah sampah menjadi hydrogen, bahan bakar hydrocarbon maupun oxygenates ini.

Tags:
Energy Fuels Biomass Methanol Ethanol hydrocarbon

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Renewable Energy