64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Regenerative Energy Dari Muara Sungai

Advanced Renewable

Fri , 09 Feb 2024 16:42 WIB


Salah satu potensi energi terbesar negeri ini yang sama sekali belum dimanfaatkan adalah energi dari muara sungai. Negeri 17,500 pulau ini memiliki sekitar 70,000 sungai, yang berarti juga sekitar 70,000 muara sungai kita miliki. Apa istimewanya mara sungai ini?

Di muara sungai, air tawar dibuang menjadi air laut. Ketika air tawar yang di muka bumi hanya ada sekitar 2.5% ini telah bercampur dengan air laut yang 97.5%, menjadi butuh biaya dan energi sangat besar untuk mengembalikannya menjadi air tawar kembali. Namun Sang Pencipta kita memberi kemudahan bagi kita, yaitu melalui mekanisme hujan - air laut yang asin menjadi tawar kembali.

Hanya saja berkah dari hujan ini lebih banyak kita sia-siakan, di Jakarta yang memiliki 13 sungai misalnya, kita ingin secepatnya air hujan ini dibuang ke laut, padahal ketika air hujan yang penuh berkah ini kita buang ke laut - dia menjadi sulit kita manfaatkan kembali.

Dengan reaksi sederhana yang disebut Water Gas Shift (WGS), CO+H20==>CO2+H2, kita bisa memisahkan hydrogen dari air dengan biaya yang murah. Limbah CO2-nya melalui reaksi Boudouard, CO2+C==>2CO, dipakai untuk menghasilkan CO yang kita gunakan kembali.

Sampai di sini masih ada dua masalah yang perlu dipecahkan, pertama H2 yang diproduksi di muara sungai umumnya jauh dari yag membutuhkan energi bersih di pusat kota. Sedangkan logistik H2 dalam kondisi aslinya sangatlah mahal, karena butuh tekanan 700 Bar atau suhu minus 253 derajat Celsius. Solusinya, sebelum dikirim, H2 'disimpan' dahulu menjadi DME (Dimethyl Ether) yang hanya butuh tekanan 5 Bar untuk logistiknya.

Di pusat-pusat kota, DME ini di-reformed menjadi H2 kembali dan digunakan sebagai energi bersih yang bebas carbon. Bisa untuk pembangkit listrik yang sangat bersih, kendaraan fuel cells dlsb. Proses reforming ini akan menghasilkan CO2 kembali, tetapi CO2 yang dihasilkan hanya ada di pusat-pusat reforming dilakukan.

CO2 yang terpusat ini menjadi lebih mudah untuk ditangkap , dan digunakan kembali untuk memproduksi hydrogen di muara-muara sungai. Mengapa harus dimuara sungai? Karena produksi 1 kg H2 butuh sekitar 9 kg air tawar. Maka agar air yang kita gunakan tidak berebut dengan air minum dan air untuk pertanian, kita hanya menggunakan air tawar yang hendak kita buang ke laut saja.

Masalah kedua kita butuh carbon untuk Boudoard reaction dan untuk panas proses, dari mana carbon ini? Selain dari CO2 juga dari biomassa yang umumnya sudah menumpuk di muara sungai, akumulasi biomassa dari hulu ke hilir sungai. Jadi hydrogen yang kita produksi ini kita sebut Regenerative Hydrogen, karena secara keseluruhan bahan yang digunakan serba sampah atau limbah. Sumber C dari emisi carbon dan sampah organik, sumber airnya dari air yang hendak kita buang ke laut di muara sungai!

Tags:
Energy Emission Biomass Carbon DME Hydrogen

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar