64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Start Where People Stop

Advanced Renewable

Tue , 30 Jan 2024 16:18 WIB


Fenomena kolosal berupa pemanasan global, perubahan iklim dan musibah demi musibah yang ditimbulkan oleh terus meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfir bumi, tidak terlepas dari habit penghuni bumi ini secara keseluruhan. Kita terus menerus membakar bahan bakar dan berhenti di situ.

Apa yang terjadi ketika bahan bakar dibakar? setidaknya dia berubah menjadi tiga bentuk, pertama adalah menjadi tenaga atau listrik, kedua menjadi limbah panas dan ketiga menjadi emisi. Yang menjadi tenaga atau listrik , ini yang kita manfaatkan untuk menjalankan kendaraan kita, menerangi rumah kita dlsb. Tetapi porsi energi yang kita manfaatkan ini hanya dalam kisaran 25% untuk Internal Combustion Engine, hingga 40% untuk turbine generator.

Yang kedua menjadi limbah panas, belum banyak yang dimanfaatkan - namun sudah banyak tersedia teknologi untuk bisa memanfaatkan limbah panas ini. Kalau toh limbah panas ini tidak dimanfaatkan, dampaknya hanya bersifat lokal - yaitu pemanasan di lokasi pembakaran, atau kota dimana pembakaran tersebut berada, seperti Urban Heat Island (UHI) effect yang sudah pernah saya unggah sebelumnya.

Yang ketiga ini yang menjadi masalah global saat ini, yaitu emisi gas buang yang mayoritas content-nya adalah CO2. Karena CO2 ini tidak kasat mata, pabrik-pabrik dan pembangkit listrik, juga kendaraan kita sendiri setiap hari membanjiri atmosfir bumi dengan gas buang ini - tanpa membuat kita merasa bersalah.

Peraturan bisa saja ditegakkan di satu negara untuk menekan emisi gas buang ini, namun bila ada sebagian kecil saja negara di dunia yang tidak peduli - maka konsentrasi CO2 di atmosfir bumi masih akan terus meningkat. Masalahnya CO2 ini tidak perlu kewarga-negaraan, dia tidak perlu passport untuk menyebrang dari satu negara ke negara lain hingga memenuhi seluruh atmosfir bumi. Cukuplah satu atau dua negara tidak disiplin dalam menekan emisinya, sudah akan merusak efforts seluruh negara yang disiplin menekan emisi CO2nya.

Maka disinialh konsep regenerative energy yang kami usung, kita bisa mulai dari tempat orang berhenti. Yaitu ketika orang hanya berhenti pada pembakaran, maka limbah pembakaran yang mayoritas berupa CO2-nya yang kami pungut untuk diproses menjadi energi kembali.

Dua manfaat sekaligus dari konsep regenerative energy ini, pertama emisi CO2 dunia akan drop secara otomatis karena sebanyak mungkin akan kita tangkap, kedua akan ada sumber energi baru terus menerus yang bisa 'ditumbuhkan' dari 'benih' berupa CO2 ini.

Bagaimana kalau ada negara atau pihak yang tidak mau melakukannya? mereka akan rugi sendiri, satu atau dua negara atau pihak menerapkan dahulu - dia akan menjadi sangat kompetitif karena biaya energinya yang akan menjadi sangat murah, negara atau pihak lain yang tidak mengikutinya akan kehilangan daya saingnya.

Untuk ini hanya dibutuhkan satu langkah, yaitu langkah yang berawal dari tempat orang berhenti, di situ kita memulai langkah kita!

Tags:
Energy Emission Net-Zero Electricity

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar