64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Dedieselisasi Tanpa Mematikan Mesin Diesel

Advanced Renewable

Tue , 13 Feb 2024 18:50 WIB


Di antara mesin pembangkit daya yang paling banyak populasinya di dunia adalah mesin diesel. Karena produksinya yang sangat masal sejak abad lalu, mesin-mesin diesel ini juga relatif murah harganya dibanding pembangkit daya yag lain. Karenanya dia menjadi solusi untuk pengadaan listrik di daerah-daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik.

Meskipun mesinnya murah dan mudah di dapat, tidak demikian dengan bahan bakarnya. Pembangkit listrik dengan bahan bakar diesel adalah termasuk yang paling mahal biaya produksi listrik per satuan kilowattnya. Kisarannya 5-7 kali lebih mahal dari rata-rata biaya produksi listrik dengan bahan bakar lainnya.

Disamping itu bahan bakar diesel juga menjadi kontrbutor yang significant pada emisi CO2 di atmosfir bumi. Setiap liter bahan bakar diesel dibakar, 2.64 kg CO2 di lepas ke atmosfir bumi. Jadi karena mahalnya harga bahan bakar dan tingginya tingkap emisi ini, sejumlah negara bertekad mengurangi penggunaan mesin diesel untuk pembangkit listriknya - dengan program yang disebut dedieselisasi.

Namun program ini juga bukan program yang murah karena harus mengganti infrastruktur mesin-mesin diesel yang sudah terpasang sangat masif, menyebar di seluruh dunia sejak abad lalu.

Dilema antara mahalnya biaya listrik dengan bahan bakar diesel dan mahalnya investasi penggantinya inilah yang antara lain kami solusikan dengan apa yang kami sebut regenerative syngas ini. Mesin-mesin pembangkit daya bertenaga diesel tetap dapat digunakan seluruhnya, hanya bahan bakarnya saja yang diganti, yaitu dengan syngas yang diproduksi dari limbah gas buang mesin diesel itu sendiri.

Untuk ini konfigurasi mesin dieselnya kami modifikasi seperti dalam ilustrasi di bawah. Ada tiga komponen yang kami tambahkan yaitu FlueTrap untuk menangkap CO2 dengan adsorbent, dengan ini semua emisi CO2 ditangkap dan digunakan kembali sebagai baha bakar.

Kedua adalah OCCYRE reactor, yaitu mesin gasifikasi CO2 dengan carbon untuk menghasilkan syngas. Namun standar syngas ini kalorinya rendah, hanya di kisaran 5-7 MJ/kg, sehingga kinerjanya kurang bagus bila langsung digunakan untuk pengganti diesel.

Maka kami tambahkan satu komponen lagi yaitu Water Gas Shift (WGS) reactor. Dengan WGS ini, rasio H2:CO dari komponen syngas dapat ditingkatkan dari standardnya di bawah 0,5 menjadi 3 dan bahkan 4. Dengan ini kandungan energi syngas akan meningkat menjadi 29 - 42 MJ/kg, atau bisa mendekati diesel yang 45 MJ/kg.

Dengan regenerative syngas ini, bukan hanya bahan bakar menjadi sangat murah karena dari limbah emisi CO2, juga emisi ke atmosfir bumi menjadi mendekati zero karena seluruh emisi ditangkap dan digunakan sebagai bahan bakar kembali. Inilah solusi dedieselisasi yang paling murah dan doable!

Tags:
Emission Diesel Syngas Electricity Dedieselisasi

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar