Stok Yang Aman Untuk Advanced Biofuels
Advanced Renewable
Wed , 08 Mar 2023 18:38 WIB
Peristiwa 0303, yaitu kebakaran besar depo minyak Plumpang - Jakarta bisa menjadi pelajaran penting dalam tata kelola supply bahan bakar nasional kita. Karena supply minyak fosil selalu bergejolak - dalam hal ketersediaan dan harga, maka setiap negara perlu menimbun minyak yang cukup untuk warganya.
Namun timbunan minyak dalam jumlah besar juga membawa masalah tersendiri, sebagian kecil saja minyak terbakar - persitiwa besar seperti yang di Plumpang Jum'at lalu bisa terjadi. Padahal yang ditimbun di Plumpang itu bisa mencapai 291 juta liter minyak, maka bisa dibayangkan magnitude resikonya bila tidak benar-benar terjaga keamanannya.
Mumpung kita sedang memasuki era transisi energi, dari fosil menuju energi terbarukan, maka bisa dari awal dirancang pengelolaan stok yang lebih murah dan aman. Stok dalam jumlah besar tidak harus berupa bahan bakar yang mudah terbakar bahkan bisa meledak. Stok bahan bakar bisa dirupakan dalam bentuk biomassa yang telah diproses menjadi bio-oil. torrefied biomass pellets (TBP) maupun charcoal pellets (CP). Ketiganya bisa dibakar tetapi tidak mudah terbakar.
Keiganya memiliki plus-minus-nya sendiri. Bio-oil sudah meiliki energy density yang lumayan tinggi, tetapi logistik cairan tentu lebih mahal ketimbang padatan. TBP maupun CP memiliki energy density yang lebih rendah dari bio-oil tetapi keduanya padatan curah yang hydrophobic - logistiknya baik pengiriman atau penyimpanannya mudah dan murah karena keduanya tidak mudah rusak - ditimbun di tempat terbuka-pun tetap aman.
TBP adalah hasil proses pemanasan biomassa hingga suhu 200-300 derajat Celcius tanpa oksigen. Pada suhu ini biomassa menjadi sangat kering, hemicellulose terdekomposisi penuh tetapi lignin relatif utuh - sehingga lebih mudah dijadikan pellets karena energi penghancurannya murah namun tetap bisa menggunan binder internal yaitu lignin tadi.
Bedanya dengan CP adalah suhu pemanasannya, CP dipanaskan dikisaran 300 -400 derajat Celsius, sehingga yang tersisa dari biomassa hanyalah carbon. Karena internal binder-nya sudah tidak ada, bila hendak dijadikan pellets butuh binder dari luar atau dari bahan lain.
Ketiganya bisa dihasilkan oleh satu mesin yang sama yang kami sebut ACR - Auto Catalytic Reforming. Mesin yang sama juga menghasilkan syngas, tetapi syngas ini mahal di logistiknya bila ditransportasikan dan disimpan dalam bentuk gas. Energy density Syngas hanya dalam kisaran 2-5 MJ/M3.
Namun karena syngas ini adalah produk antara yang diperlukan untuk konversi biomassa menjadi bahan bakar seperti bensin, diesel, jet-fuel maupun LPG, naka dalam konsep Ecogas - syngas diproduksi di lokasi (in-situ), ditempat syngas hendak digunakan atau diproses menjadi berbagai bahan bakar tersebut di atas. Yang menjadi stok tetap salah satu dari tiga feedstocks tersebut, yaitu bio-oil, TBP atau CP. Aman dari resiko kebakaran, ledakan dan semuanya carbon neutral - maka aman pula bagi semesta alam.
Pos Lainnya
The Very Effective Hydrogen Carrier: Hydrocarbon
Mar 08, 2023
Universal Feedstocks for Advanced Biofuels
Mar 08, 2023
Future Hybrid Vehicle : REEHA
Mar 08, 2023
BioHydrogen Economy
Mar 08, 2023
Carbon-Free Fossil Fuels ?
Mar 08, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar