64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Sustainability Equation

Advanced Renewable

Thu , 08 Dec 2022 21:20 WIB


Setelah menciptakan jagad raya dan sistem keseimbangannya, Allah berpesan kepada manusia ini agar tidak mengganggu keseimbangan itu, bahkan juga mengamanahkan ke kita untuk menegakkan keseimbangan itu dengan keadilan (QS 55 :7-9). Bagaimana kita bisa menjaga amanah ini?

Di alam sudah ada ayatNya yang sangat indah, tinggal kita ambil pelajaran darinya dan kemudian kita jaga keberlanjutannya - maka ayat ini saya sebut persamaan keberkelanjutan, yang secara luas dikenal sebagai proses fotosintesa. Melalui proses fotosintesa inilah keseimbangan alam bisa terjaga. Lebih dari itu, melalui proses ini pula kita bisa melihat bagaimana sustainable energy bisa terus terjaga ketersediaannya.

Untuk konkritnya saya ambil contoh kasus Indonesia. Rata-rata kita di Indonesia mengeluarkan emisi CO2 sebesar 2.18 ton per tahun per kapita. Karena ada 280 juta jiwa, maka emisi tahunan rata-rata kita adalah 610 juta ton CO2 per tahun. Di sisi lain kita butuh rata-rata 300 liter bahan bakar per kapita per tahun, atau total setara 1.45 juta barrel minyak per hari (BPD).

Selama ini keduanya adalah masalah, emisi CO2-nya masalh besar yang menimbulkan bencana-demi bencana, sementara kebutuhan minyaknya menjadi beban subsidi yang sangat berat karena lebih dari separuhnya harus diimpor. Padahal kalau kita ikuti persamaan keberlanjutan tersebut di atas, seharusnya CO2 itu menjadi bahan baku utama untuk menghasilkan bahan bakar atau energi kita. Masalah emisi teratasi , dan seluruh kebutuhan bahan bakar juga terpenuhi dalam negeri.

Tetapi bagaimana mengeksekusinya? Petunjuk di ayat-ayat tersebut di atas juga jelas, keseimbangan ini harus ditegakkan dengan keadilan. Artinya pemerintah harus membuat undang-undang atau peraturan yang tegas agar dipatuhi rakyatnya. Apa isi undang-undang atau peraturan tersebut?

Sederhananya, setiap orang atau badan harus bertanggung jawab pada emisi yang dikeluarkannya, lalu disediakan pula infrastruktur untuk implementasinya. Infrastruktur ini-pun tidak harus yang sulit dan mahal atau butuh anggaran besar, karena semua contohnya sudah ada di alam. Bila setiap diri kita menanam 5 pohon besar penghasil minyak - seperti tamanu misalnya, maka pohon -pohon tersebut sudah akan cukup menyerap emisi CO2 kita sepanjang tahun dan sekaligus menyediakan bahan bakar yang cukup pula untuk kita sendiri.

Bila menanam pohon tidak cukup lahan, dapat digantikan dengan menanam microalgae dalam tangki 5 m3 per kapita, dia sudah setara 5 pohon besar dalam menyerap CO2 dan menghasilan bahan bakar hijau. Kewajiban badan usaha juga demikian, 3 pohon untuk setiap 1 ton emisi CO2 per tahun atau 2.5 m3 microalgae.

Seluruh teknologi yang terkait dengan ini telah kami sediakan, mulai dari bibit pohon atau budidaya microalgae-nya, sampai microrefinery untuk mengolah hasilnya menjadi bahan bakar hijau yang siap pakai. Bagi masyarakat JJBB (Jakarta, Jawa Barat dan Banten) bahkan sudah bisa mengambil bibit pohon yang siap tanam dari nursery kami.

Tags:
Sustainable Bio oil Biofuels

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Renewable Energy