Transisi Jalur Cepat: Energi Hitam Menjadi Hijau
Advanced Renewable
Tue , 14 May 2024 12:26 WIB
Suhu udara di sejumlah negara terus memecahkan rekor tertingginya, nampaknya upaya dunia untuk mencapai Net-Zero Emission 2050 dalam rangka mengerem agar suhu permukaan bumi tidak naik lebih dari 1.5 derajat Celsius dibanding era pra-industri, harus segera direvisi. Bumi bisa jadi keburu mendidih jauh sebelum 2050 bila kita tidak segera berbuat yang significant saat ini juga.
Lantas apa solusinya yang win-win, tidak merugikan siapapun tetapi seluruh penduduk bumi akan sgera merasakan perbaikannya, suhu permukaan bumi yang kembali bersahabat untuk kita yang hidup saat ini dan lebih baik lagi untuk anak keturunan kita nantinya?
Yang kami gagas di Advanced Renewable Organization (ARO) adalah apa yang kami sebut Fast Lane Transition (FLT), perubahan secara cepat dari energi fosil, menuju energi hijau yang dilakukan secara simultan. Batu bara dan minyak bumi tetap dipakai sampai kita benar-benar siap dengan kecukupan energi hijau, namun udara yang bebas emisi juga bisa dicapai saat ini juga. Bagaimana caranya?
Sketsa dibawah kurang lebih menggambarkan solusinya. Batubara dan minyak bumi hanya digunakan untuk pembangkit listrik dan mesin statis, kemudian sepenuhnya ditangkap emisi CO2nya dan digunakan langsung untuk menumbuhkan microalgae. Biomassa dari microalgae ini yang kemudian digasifikasi menjadi syngas dan diproses lebih lanjut menjadi bahan bakar apa saja yang kita butuhkan.
Semua kendaraan dan mesin yang menggunakan internal combustion engine (ICE), baik bensin maupun diesel, dapat terus digunakan tetapi bensin dan dieselnya digantikan oleh biogasoline dan green diesel yang dihasilkan oleh microalgae tersebut. Emisi akan tetap muncul dari mesin-mesin ICE yang ada, tetapi dia sudah carbon -neutral, karena emisinya dari CO2 yang diserap untuk fotosintesa microalagae tersebut.
Solusi ini akan win-win karena seluruh produsen bahan bakar fosil berupa batubara dan minyak akan tetap dipakai produknya - hanya diarahkan agar semuanya digunakan untuk pembangkit listrik atau mesin yang statis agar mudah ditangkap CO2nya untuk budidaya microalge. Sedangkan seluruh produsesn ICE untuk kendaraan juga tetap bisa produksi, hanya bahan bakarnya yang semula dari minyak bumi kini berasal dari microalgae ini.
Teknologi konversi energi dari biomassa microalgae hingga menjadi green diesel, biogasoline, bioLPG dan bahkan juga green hydrogen, semuanya kini sudah bisa dipesan ke ARO. Sedangkan budidaya microalgae yang efektif sudah beberapa pihak yang mengembangkannya, diantaranya yang sangat menjanjikan adalah apa yang sudah dilakukan oleh Tagar#PhotosyntheticRegeneration (PR) dari US, sedang dari Indonesia yang dirintis oleh teman-teman di Tagar#AlgaeNation.
Tentu pekerjaan besar restorasi iklim bumi ini butuh keterlibatan semua pihak, utamanya para pelaku industri energi, transportasi, otomotif dlsb. yangharus segera menyadari bahwa bumi kita tidak sedang baik-baik saja, bumi kita sedang mendidih!
Pos Lainnya
Ekonomi BioHidrogen yang Mengganggu
May 14, 2024
Koreksi Error Peradaban : Retro Energy Storage
May 14, 2024
Kekuatan Limbah Panas
May 14, 2024
The Goodly Tree
May 14, 2024
Carbon and Energy Solution, Inspired by the Nature
May 14, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar