64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Agar Energi Tidak Menjadi Weapon of War

Advanced Renewable

Fri , 30 Dec 2022 16:34 WIB


Perang Russia- Ukraina setahun terakhir telah menunjukkan kepada dunia betapa perang modern itu telah menggunakan sumber-sumber kebutuhan dasar manusia sebagai senjatanya, salah satunya adalah energi. Pendukung di salah satu pihak sangat membutuhkan supply energi, sedangkan pihak lainnya sangat membutuhkan pasar - dari sinilah mereka bisa saling menekan dan saling mengancam.

Berbeda dengan perang fisik yang membawa korban sebatas pada daerah konflik, perang energi dampaknya jauh lebih luas. Negara-negara yang tidak tahu menahu sekalipun ikut terkena dampaknyam, minimal pada ketidak pastian harga energi dan keberlangsungan supply-nya.

Dampak lebih serius tentu dialami oleh negara-negara yang terlibat konflik baik langsung maupun sekedar pendukung. Di musim dingin yang sangat seperti yang terjadi di bumi belahan utara saat ini, musim dingin itu bener-benar bisa menelan korban jiwa - manakala sumber energi untuk untuk menghangatkan badan mereka terganggu supply-nya.

Penggunaan energi sebagai weapon of war ini sebenarnya bisa dicegah, yaitu bila akses energi bisa dimiliki oleh semua orang dimanapun mereka berada, baik di negeri-negeri yang sedang konflik apalagi yang tidak sedang konflik. Hal ini justru dimungkinkan ketika masyarakat bergeser dari ketergantungan energi fosil yang sumbernya hanya dimiliki negara-negara tertentu, menuju energi terbarukan yang sumbernya melimpah - dari limbah pertanian sampai sampah perkotaan.

Negara yang masyarakatnya mandiri energi - tentu tidak bisa ditekan oleh negara lain dalam kebutuhan energi-nya. Maka kemandirian energi harus menjadi bagian dari prioritas ketahanan nasional dari masing-masing negara.

Salah satu sumber energi dasar yang bisa dijadikan feedstocks untuk kemandirian energi ini adalah biomassa, karena biomassa ini tumbuh dimana saja - termasuk di daerah gurun yang sangat kering sekalipun. Bahkan Al-Qur'an yang turun di negeri padang pasir-pun mengisyaratkan energi biomassa ini di sejumlah ayatnya (QS 36:90; 56 :71-73 dst).

Konversi energi dari biomassa juga sangat fleksibel, bermula dari mesin fast pyrolysis yang kami buat ini misalnya, dengan satu langkah gasifikasi sudah menghasilkan gas yang mandiri. Dengan tambahan dua langkah lagi yaitu Fischer-Tropsch synthesis dan catalytic cracking akan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar yang kita butuhkan sehari-hari baik diesel, jet-fuel, bensin dan bahkna juga LPG.

Degan satu tambahan konfigurasi lagi yaitu ORC Microturbine dia juga akan menghasilkan listrik. Semua teknologinya untuk ini sudah matang, tinggal didesiminasikan merata ke selruh dunia - agar tidak ada lagi negara yang menggunakan energi sebagai weapon of war-nya.

Organisasi sosial kami - Advanced Renewable Organisation, insyaAllah siap bekerjasama dengan institusi-institusi dunia yang bergerak di bidang kemanusiaan, untuk membuka akses seluasnya terhadap energi bersih yang tejangkau ini, ini juga bentuk konkrit dari goal no 7 dari SDGs.

Tags:
Energy Diesel Jet fuel Gasoline LPG

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar