64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Bio-Gasoline 3.0

Advanced Renewable

Fri , 09 Dec 2022 18:25 WIB


Untuk melengkapi dua unggahan berturut-turut sebelumnya yang terkait Bio-Gasoline 1.0 dan 2.0, unggahan kali ini adalah terkait Bio-Gasoline 3.0, yaitu jenis biofuels yang menggunakan microalgae sebagai bahan bakunya. Microalgae dipilih karena bisa ditanam dimana saja , dengan air tawar ataupun air asin, tidak memerlukan lahan yang luas dan tumbuh dengan cara mitosis atau membelah diri dengan sangat cepat sehingga bisa dipanen dalam 7-14 hari.

Microalgae ini jenisnya amat sangat banyak, selalu ada yang sesuai untuk setiap kondisi di permukaan bumi. Species tertentu seperti Chlorella vulgaris yang bisa hidup produktif di air tawar maupun air laut bisa jadi species ideal untuk microalgae unggulan bagi seluruh wilayah di negeri kepulauan ini.

Tanaman ber-sel tunggal ini relatif mudah untuk dimodifikasi metabolieme-nya dengan mengendalikan nutrisi kultur media untuk pertumbuhannya. Walhasil dia bisa menghasilkan minyak yang sangat tinggi lebih dari 50% dari biomassa keringnya, selebihnya adalah karbohidrat dan protein.

Kandungan minyak dari microalgae C. vulgaris tersebut sekitar 30%-nya adalah rantai panjang lemak jenuh (SFA), sekitar 10 % rantai panjang lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) dan selebihnya sekitar 60% adalah rantai panjang lemak jenuh ganda (PUFA). SFA melalui sekali proses catalytic cracking akan menjadi diesel, sedangkan MUFA dan PUFA melalui dua tahap proses yaitu pembelahan oksidatif yang dilanjutkan dengan catalytic cracking untuk dekarboksilasi, mayotitasnya akan menghasilkan bensin dan selebihnya alkana rantai pendek untuk LPG.

Ampas biomassa setelah diambil minyak algaenya masih bisa diproses lebih lanjut melalui fast pyrolysis untuk menghasilkan Bio-Oil. Sebagaimana Bio-Oil pada umumnya, kandungan terbesarnya adalah oxygenates - senyawa yang mengandung oksigen. Bio-Oil yang di-upgrade melalui catalytic cracking akan menghasilkan mayoritasnya light olefins atau alkena rantai pendek, selanjutnya melalui isomerization akan menjadi alkena rantai sedang di kelas bensin.

Jadi Bio-Gasoline 3.0 berbasis microalgae itu ada dua jenis yaitu yang melalui jalur oleo process akan menghasilkan bensin yang kaya alkana dan aromatik - persis seperti bensin dari minyak bumi. Sedangkan yang melalui jalur fast pyrolysis biomassa akan menghasilkan bensin yang kaya alkena dan aromatik. Maka yang kedua ini juga disebut Gasoline Like Fuel (GLF) - karena tidak persis sama dengan bensin yang kita kenal saat ini.

Dengan potensi microalgae yang begitu luas untuk menjadi bahan baku utama biofuels generasi ketiga dan khususnya Bio-gasoline 3.0 ini, maka R&D bidang ini seharusnya menjadi prioitas bagi seluruh stakehoder BBM di negeri ini - karena konsumsi BBM terbesar adanya di bensin, sedang harapan terbesar bahan bakunya di masa depan ada di microalgae ini.

Tags:
Bio oil Bio gasoline

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar