Mandiri Dengan Regenerative Energy
Advanced Renewable
Tue , 30 Jan 2024 16:22 WIB
Kalau kita punya satu pohon buah saja di depan rumah, buah tersebut bisa memberi kita hasil lebih dari yang kita butuhkan sendiri. Pohon buah bisa melakukan ini karena dia memiliki kemampuan regeneratif, kemampuan untuk tumbuh atau tumbuh kembali.
Bila kebutuhan utama kita yang satu ini , yaitu food - terjaga kecukupannya di dunia hingga akhir zaman melalui kemampuan regeneratif-nya, mengapa tidak dengan kebutuhan yang satu lagi yaitu energi? Maka demikianlah bila kita sematkan sifat regeneratif ini pada energi, menjadi regenerative energy, kecukupan energi inipun akan terjaga hingga akhir zaman.
Untuk bisa menanam pohon awalnya kita membeli bibit pohon. Demikian pula energi, awalnya masyarakat tetap perlu membeli bibit energi ini - yaitu bahan bakar konvensional seperti yang kita pakai sekarang. Bisa berupa bensin, diesel, LPG dan bahkan juga batubara.
Setelah bahan bakar dibakar dengan mesin-mesin yang ada, bisa mesin Iinternal Combustion Engine (ICE) seperti mesin bensin dan diesel, bisa berupa boiler dlsb, emisi gas buangnya akan berisi CO2 yang sangat banyak. CO2 inilah yang kita tangkap dengan unsur C lainnya, untuk menjalani proses 'pembibitan energi' melalui Boudouard reaction, yaitu C + CO2 ==> 2 CO. Yang terakhir (CO) inilah bibit energi yang kita butuhkan.
CO yang merupakan unsur utama syngas bisa langsung untuk substitusi bahan bakar mesin-mesin ICE, boiler dan tungku apa saja, tetapi juga bisa diproses lebih lanjut untuk menghasilkan aneka macam bahan bakar modern. Bisa untuk menghasilkan oxygenates seperti methanol, ethanol dan DME, bisa menghasilkan hydrocarbons seperti bensin, diesel, jet-fuel dan LPG, dan bahkan juga menghasilkan carbon-free energy seperti hydrogen.
Dari sketsa di bawah, perhatikan komparasinya bahwa energi bisa tumbuh seperti pohon. Seberapa besar pohon bisa tumbuh adalah seberapa besar nutrisi tanahnya dan akses terhadap sinar matahari. Seberapa besar regenerative energy bisa kita hasilkan? tergantung seberapa tingkat keberhasilan kita menambangnya (Regenerative Rate), dan seberapa cepat putaran atau siklus penambangannya.
Bila kita punya 'bibit' berupa 1 liter diesel yang mengandung energi sekitar 38 MJ atau sekitar 10kWh, dengan efisiensi konversi listrik 30% hanya akan menghasilkan 3 kWh listrik, karena hanya digunakan seperti cara saat ini, yaitu hanya sekali dibakar dan selesai.
Namun bila emisi CO2-nya kita tangkap dan kita 'tanam' kembali menjadi regenerative energy, asumsi keberhasilannya 80% dan kita ulang sampai 7 kali siklus saja, maka hasil kumulatif-nya akan setara 4 liter diesel atau 40 kWh, dengan asumsi konversi listriknya sama 30 %, maka setelah 7 kali penangkapan saja dari 1 liter 'bibit' yang sama bisa kita hasilkan 12 kWh listrik. Tanpa subsidi-pun listrik akan menjadi murah, dan disitulah kemandirian energi kita akan terbangun!
Pos Lainnya
3 Gases In 1 Carrier
Jan 30, 2024
Fuels Paradox
Jan 30, 2024
Solution for FEW Trilemma
Jan 30, 2024
Enabling Hydrogen Economy
Jan 30, 2024
Truly Blessing Circular Energy
Jan 30, 2024
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar