64x64

Muhaimin Iqbal
Author

The Sustainability of Waste

Advanced Renewable

Mon , 12 Dec 2022 16:57 WIB


Dunia semakin sibuk mencari bahan bakar baru yang sustainable, untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dalam jangka pendek, mengejar target SDGs tahun 2030 untuk jangka menengah dan Net-Zero emission 2050 untuk jangka panjang. Di sisi lain di negara-negara berkembang utamanya, sustainable resources yang melimpah itu masih disia-siakan dan bahkan masih menjadi liability.

Di negara kita misalnya, sebagian sangat kecil dari sampah perkotaan memang sudah dijadikan listrik, sebagian kecil lain dibakar percuma melalui insinerator - hanya untuk sekedar membuang sampah ini agar tidak menumpuk, namun sebagian terbesar sampah kita masih menjadi tumpukan sampah yang semakin menggunung di TPA-TPA.

Padahal sampah rumah tangga dan sampah perkotaan ini adalah sumberdaya yang sustainable, akan terus kita produksi selama kita hidup dan beraktivitas. Kalau saja kita bisa mengolah sumberdaya yang sustainable ini menjadi energi, baik berupa bahan bakar ataupun listrik, maka kita akan memiliki sustainable energy kita sendiri. Bisa saja ini belum mencukupi seluruh kebutuhan energi kita, namun akan sangat banyak membantu membersihkan lingkungan dan kota kita sekaligus menurunkan ketergantungan kita pada energi fosil.

Untuk bisa merubah liability menjadi aset tersebut diatas secara efektif, perlu setidaknya transformasi 3D yang juga sudah saya share dalam unggahan sebelumnya. D pertama adalag 'Democratized', kelompok-kelopmpok masyarakat yang tinggal pada satu komplek perumahan, komersial maupun komplek industri, harus mau berupaya menangani sampahnya sendiri dan tidak menggantungkannya pada pemerintahan setempat.

D kedua adalah 'Decentralized', ketika sampah ditangani terpusat - pasti banyak masalah karena menebarkan aroma yang tidak sedap di sepanjang jalan pengangkutannya, menimbulkan beban pekerjaan dan biaya pengangkutan yang sangat besar, dan masyarakat enggan daerahnya menjadi area TPA. Maka penanganan sampah harus 'in-situ' ditangani di tempat kemunculan sampah itu sendiri dan secepat kemunculannya.

Dan D yang ketiga adalah 'Disruptive', harus setidaknya ada sebagian masyarakat yang siap men-disrupt. Setidaknya merubah persepsi tentang sampah yang semula ini bukan tugas kita, tugas orang lain untuk mengatasinya, menjadi ini ursan dan tugas kita. Tugas kita untuk menjaga lingkungan kita tetap bersih, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, menurunkan emsisi carbon, menghentikan pemanasan global, mengerem laju perubahan iklim dan tugas kita pula untuk menjadikan diri kita sendiri mandiri energi.

Untuk teknologi konversinya dari sampah menjadi energi dalam bentuk bahan bakar maupun listrik seperti yang ada pada ilustrasi di bawah - insyaAllah kami dari komunitas WastoE (Waste to Energy) siap berbagi dengan Anda yang sudah membutuhkannya. Kami sedang menyiapkan sanggar yang kita sebut Sanggar WastoE di Depok yang dalam waktu dekat siap menerima peserta magang untuk ini.

Tags:
Energy Sustainable Waste

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar