Perjalanan Menuju Si Biru
Advanced Renewable
Wed , 01 Mar 2023 22:09 WIB
Tahun lalu subsidi gas LPG kita memecahkan rekor, yaitu mencapai hampir Rp 135 Trilyun. Ironinya sebagian besar subsidi ini untuk produk impor, yaitu untuk membeli Propana dan Butana yang menjadi bahan baku LPG tersebut. Apakah tidak ada solusi lain selain mengimpor bahan -bahan tersebut untuk kebutuhan energi domestik kita?
Mestinya ada, dan saya yakin berbagai pihak tengah mengembangkannya. Selain meningkatkan produksi bahan baku LPG dalam negeri, juga ada rencana penggunaan DME - Dimethyl Ether dari batubara. Sayangnya solusi-solusi tersebut masih mengandalkan fosil, padahal kita juga harus menekan pembakaran fosil ini untuk menurunkan tingkat emsi CO2 kita.
Sejak 5 tahun lalu kami sudah mengembangkan gas dari biomassa yang disebut synthetic gas atau syngas. Selain bersifat carbon neutral - pembakarannya tidak menambah ataupun mengurangi CO2 yang ada di atmosfir bumi, syngas ini bisa diproduksi dari segala macam biomassa yang melimpah di negeri ini. Mulai dari limbah pertanian, perkebunan, kehutanan dan bahkan juga sampah organic perkotaan.
Hanya saja syngas yang murah dan ramah lingkungan - yang kini kita sebut Ecogas ini, apinya masih berwarna merah/orange. Ibu-ibu yang sudah puluhan tahun menggunakan gas LPG enggan menggunakannya karena api merah ini tidak centil katanya, dan kawatir panci-pancinya menjadi hitam karena jelaga.
Penolakan emak-emak ini tidak masalah bagi team Ecogas karena syngas tetap bisa diarahkan untuk industri kecil maupun menengah yang tergantung pada gas tetapi merasa berat dengan harga gas non subsidi yang tidak murah. Selain itu serangkian riset-pun kami teruskan dengan target dalam waktu dekat insyaAllah team Ecogas akan menghadirkan gas biru, dengan bahan baku tetap sama - yaitu segala bentuk biomassa yang disebutkan di atas.
Setelah Ecogas menjadi biru nanti, sebenarnya sudah tidak ada alasan lagi - mengapa kita harus tetap mengimpor dan mensubsidi bahan bakar domestik kita? Padahal kita bisa dengan produksi dalam negeri, memberdayakan seluruh lapisan masyarakat untuk memproduksi energimya sendiri yang bersih, carbon neutral dan berkontribusi dalam penurunan emisi CO2 global.
R&D semacam ini memang sangat butuh dukungan pendanaan yang memadai, kalau saja sebagian sangat kecil dari subsidi LPG tersebut bisa dipakai untuk R&D semacam ini, tentu kita akan lebih cepat mandiri energi. Namun karena kami tidak melihat alokasi semacam ini dalam foreseeable future, kami membuka diri untuk korporasi ataupun institusi yang ingin membantu kami mengakselerasi program gas biru yang carbon neutral ini dengan dana CSR-nya.
Imbalannya bagi korporasi dan institusi yang terlibat dalam pendanaan proyek ini, Anda berhak mengklaim emission reduction atau carbon credit yang dihasilkan oleh proyek ini. Masyarakat dapat energi bersih yang murah, korporasi dan institusi dapat credit point atas kontribusinya dalam dekarbonisasi atmosfir humi. Everybody win insyaAllah.
Pos Lainnya
Distributed Waste to Energy and Chemical
Mar 01, 2023
Memperkenalkan Persamaan Energi Regeneratif
Mar 01, 2023
Alternative Crude Oil : Minyak Untuk Kita-Kita
Mar 01, 2023
Ekosistem BioHidrogen
Mar 01, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar