64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Tantangan Bagi Para Penakluk Gurun

Advanced Renewable

Tue , 14 May 2024 04:22 WIB


Saat ini ada sekitar 1/3 dari luas permukaan bumi yang berupa gurun, ada kecenderungan meningkat melalui proses yang disebut desertification. Gurun ini ada di hampir seluruh permukaan bumi dalam berbagai skalanya, yang besar di antaranya adalah di negeri-negeri MENA (Middle East and North Africa) dan Australia.

Yang tidak banyak orang yang tahu bahwa negeri subur ijo royo-royo, gemah ripah loh jinawi, tongkat kayu dilempar jadi tanaman, negeri kita ini juga punya gurun yang terkenal di seluruh dunia bagi masyarakat tertentu yaitu masyarakat penggemar olah raga selancar laut. Posisinya ada di Lombok barat dan di Google map lokasi itu ditandai dengan nama 'Desert Point'. Ribuan hektar lahan di daerah tersebut memang kini kondisinya sudah menjadi gurun.

Namun gurun-pun juga bisa kembali menjadi hijau, untuk Jazirah Arab yang sudah menjadi gurun ribuan tahun lalu hingga kini bahkan sudah ada kabar nubuwahnya - akan kembali hijau. Detil prosesnya untuk menjadikannya hijau dan sampai memproduksi pangan dan memancarakan mata air bahkan juga ada di petunjukNya (QS 46:33-35). Salah satu keyword dari petunjukNya ini adalah '...aydyhim' - tangan mereka. Artinya proses gurun kembali menjadi hijau itu akan melibatkan perbuatan tangan-tangan manusia, tangan-tangan siapakah ini?

Nah tangan-tangan yang akan menhijaukan gurun ini bisa jadi adalah tangan-tangan kita semua, kami dan Anda yang membaca tulisan ini. Yang kami sedang lakukan di Advanced Renewable Organization (ARO) adalah menyiapkan dan mengintegrasikan seluruh teknologi yang dibutuhkan untuk itu. Mulai dari teknologi perlakuan lahan, Lempung Nano Cair (LNC) , desalinasi air yang murah, Slow Release Fertilizer (SRF), drip irrigation dan perbagai teknologi yang dibutuhkan untuk menghijaukan gurun.

Yang masih kami butuhkan adalah dukungan dari masyarakat setempat yang daerahnya bergurun seperti di 'Desert Point' Lombok Barat tersebut di atas. Kemudian juga dukungan dari korporasi dengan dana ESG (Environmental Social Governance), CSR ataupun Carbon Credit.

Ini juga peluang besar bagi industri fosil untuk go green. Low calorie batubara yang harganya murah misalnya, bisa kita proses menjadi karbon aktif dan SRF untuk menyuburkan lahan-lahan gurun tersebut. Demikian pula emisi CO2 dari pembangkit listrik arau pabrik-pabrik, bisa kita tangkap dan konversi menjadi SRF, pestisida, insektisida dlsb. Dari industri baterei bisa mengembangkan Capacitive De-Ionization (CDI), yaitu teknologi desalinasi air laut yang murah untuk project yang kami sebut Desert Springs atau Mata Air Gurun ini.

Lebih khusus lagi pesantren-pesantren di daerah yang berpotensi untuk project ini, dapat menyiapkan santrinya menjadi calon para penakluk gurun ini. Mulai dari gurun-gurun yang ada di sekitar kita, setelah menjadi model bagi dunia, 1/3 wilayah bumi yang kini masih gurun bisa menjadi jalan bagi kita semua untuk menjalankan perintahNya, memakmurkan bumi ini (QS 11:61). InsyaAllah.

Tags:
Teknologi Water

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar