64x64

Muhaimin Iqbal
Author

TPA 2045 : Visi Anak Pemulung

Advanced Renewable

Fri , 27 Jan 2023 20:24 WIB


Dalam kapasitas pengelola Sanggar WastoE (Waste to Energy), saya berinteraksi dengan banyak sekali pihak - termasuk para praktisi sirkular ekonomi di tingkat lapangan - atau yang biasa disebut pemulung. Pekerjaan mereka mulia, meng-optimalkan rantai manfaat dari apa saja yang orang kebanyakan sudah tidak bisa memanfaatkannya lagi.

Tidak kalah mulia adalah cita-cita anak -anak mereka, yang ingin menjadi insinyur, scientist, entrepreneur dlsb. Peran kami di WastoE adalah untuk membimbing dan meningkatkan kapasitas mereka, bila selama ini hanya mengambil dan menjual berbagai jenis plastik dan sejenisnya atau yang secara umum disebut sampah anorganik, dengan bimbingan kami mereka akan bisa mengambil sampah organic yang begitu banyak dan belum terolah, untuk diubahnya menjadi arang.

Untuk sementara arang ini hanya digunakan untuk energi atau bahan bakar, tetapi kedepannya pasar arang ini bisa sangat luas. Semua benda-benda yang ada di sekitar kita yang selama ini diproduksi dari hidrokarbon, kelak semuanya bisa diproduksi dari arang atau yang kita sebut biochar.

Bahkan kepada para anak pemulung yang sudah beranjak dewasa, menjadi mahasiswa dlsb, gambar di bawah adalah isnpirasi mereka. Bahwa pada tahun 2045 atau 100 tahunnya Indonesia merdeka, merekalah para pemimpin negeri ini. Mau dijadikan apa lokasi-lokasi TPA yang ratusan hektar di Jabodetabek saja kelak ketika mereka dewasa?

Mereka tetap bisa melanjutkan pekerjaan bapak-bapak mereka, sirkular ekonomi yang canggih pada jamannya. Semua sampah yang mereka sekarang baru belajar membuat arangnya, kelak akan menjadi berbagai material canggih, nano composites, light weight building materials, carbon frame yang sangat ringan namun sangat kuat dlsb.

Dengan material-material itu mereka akan dapat membangun super block yang canggih dengan bahan-bahan yang carbon negative, yaitu sambil membangun kota, mereka menyerap carbon yang sudah berlebihan di udara.

Tahun itu 2045 atau 5 tahun sebelum dunia mencapai target Net-Zero-nya, dan 15 tahun sebelum target Net Zero negeri ini yang dicanangkan 25 tahun sebelumnya (2020), anak-anak para pemulung ini insyaallah sudah bisa merealisasikan Net-Zero City, di atas tanah-tanah yang mereka sangat familiar sejak bayi, tanah yang dahulunya disebut Tempat Pembuangan Akhir atau TPA.

Mungkin sudah waktunya para pemerintah daerah, stakeholder lingkungan, energi dlsb., belajar dari visi anak para pemulung ini.

Tags:
Energy Emission Net-Zero Waste

Please register first!

For post a new comment. You need to login first. Login

Comments

No comments