Biomass To Biofuels (B2B)
Advanced Renewable
Fri , 09 Dec 2022 21:05 WIB
Kalau 77 tahun berlalu sejak negeri ini merdeka urusan bahan bakar masih terus menjadi ganjalan dalam hubungan pemerintah dengan rakyatnya, saya melihatnya ada dua pihak yang paling bersalah dalam hal ini. Pertama pemerintah yang tidak memberi perhatian dan anggaran cukup untuk R&D, dan kedua adalah para ilmuwan yang belum turun ke lapangan menyelesaikan segala persoalan - yang mestinya bisa diselesaikan dengan ilmunya.
Bahan bakar yang kita ributkan selama ini yaitu LPG, bensin dan solar semuanya bisa diproses dari limbah yang melimpah di sekitar kita, baik itu limbah pertanian, perkebunan, kehutanan maupun limbah perkotaan. Ilmu pengetahuan dan teknologinya juga sudah sangat matang, sudah hampir seabad digunakan di dunia.
Kalau saya mau merubah biomassa tersebut menjadi bahan bakar yang saya butuhkan misalnya, setidaknya saya memiliki dua jalur. Pertama bisa saya buat bio-oil dahulu lewat fast pyrolysis, kemuduan saya upgrade dengan catalytic cracking untuk menjadi bahan bakar yang saya butuhkan.
Atau cara kedua, biomassa saya gasifikasi dahulu untuk menjadi syngas, setelah itu saya sintesa melalui proses yang disebut Fischer-Tropsch synthesis untuk menjadi LPG, bensin, diesel maupun hydrocarbon feedstocks lainnya, yang terakhir ini bisa pula diolah kembali menjadi bensin dan diesel menggunakan catalytic cracking.
Memang semua proses ini butuh energi besar untuk menghasilkan suhu tinggi, fast pyrolysis butuh 500 C, catalytic cracking 500-700C, gasifikasi butuh sekitar 1000 C, dan Fischer-Tropsch butuh 200-350 C. Tetapi urusan panas tinggi ini sudah teratasi ketika kami menemukan cara - yang kemudian kami patenkan - untuk menghasilkan panas tinggi yang sangat murah. Bahasa bengkel kami jeruk makan jeruk - dan bahasa ilmiahnya autothermal, yaitu mengorbankan sedikit biomassa untuk panas, kemudian panasnya untuk memproses sebagian besar biomassanya.
Hampir semua reaktor untuk ini , sekitar 80%-nya sudah kami buat di workshop kami. Mengapa belum 100% - ya karena adanya kesalahan pihak pertama tersebut di atas. Tidak ada perhatian untuk R&D semacam ini, apalagi pendanaannya. Akibatnya para peneliti melakukan bootstraping semampu yang bisa untuk bisa membantu mengatasi persoalan bersama. Yang tertarik menggantikan fungsi pihak pertama bisa menghubungi kami.
Pos Lainnya
pemberdayaan Green Hydrogen Economy
Dec 09, 2022
Ecogas : Logistik Gas Gaya Baru
Dec 09, 2022
Clean Energy Deep Tech
Dec 09, 2022
Food Challenge
Dec 09, 2022
Penampakan BBM - Bahan Bakar Multiguna
Dec 09, 2022
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar