Mandiri Energi Bisa Mulai Dari Bio-LPG
Advanced Renewable
Mon , 30 Jan 2023 16:24 WIB
Di era energi fosil, mayoritas bahan bakar rumah tangga kita menggunakan LPG yang hampir keseluruhannya kita impor dengan sangat mahalnya. Ketika kita mencari pengganti LPG impor ini, solusi yang sedang dipersiapkan pemerintah saat ini adalah DME (Dimethyl Ether) yaitu produk hilirisasi dari batubara. Dengan ini kita bisa menurunkan impor propana dan butana yang jadi bahan baku LPG, tetapi cemaran udara kita tetap tinggi dari penggunaan batubara yang dijadikan DME tersebut.
Lantas apakah ada solusi yang lebih bersih? Kalau kita ingin benar-benar menjalankan program transisi energi dari ketergantungan pada fosil menuju energi terbarukan yang carbon neutral, solusi pengganti itu mestinya harus dicari dari biomassa, dan ini sangat logis untuk negeri agraris katulistiwa seperti Indonesia - karena biomassa kita melimpah dimana-mana.
Bahkan di negeri gurun sekalipun, asal masih ada akses ke laut, biomassa ini masih bisa dihasilkan dengan sangat masif yaitu melalui budidaya mikro maupun makro algae ataupun budidaya tanaman halophyte - yaitu jenis tanaman yang tumbuh baik dengan air laut.
Selanjutnya proses dari biomassa apapun, seperti limbah pertanian hingga sampah organic perkotaan maupun biomassa yang ditanam khusus seperti algae tersebut, hanya butuh dua langkah proses yang utama untuk menjadikannya Bio-LPG.
Langkah pertama adalah dengan mesin yang kami sebut ACR (Auto Catalytic Reforming), biomassa akan diubah menjadi syngas yang unsur utamanya adalah CO dan H2. Selain menghasilkan syngas, ACR bisa menghasilkan bio-oil maupun arang, namun kalau arahnya untuk menghasilkan syngas yang maksimal - tinggal parameter prosesnya yang kita kendalikan ke arah suhu yang tinggi.
Selanjutnya syngas bisa disintesa lebih lanjut menjadi propana (C3H8) maupun butana (C4H10) menggunakan reaktor Fischer-Tropsch Synthesis (FTS). Lagi-lagi reaktor FTS ini selain menghaslkan propana dan butana juga bisa menghasilkan berbagai rantai alkana lainnya yang dibutuhkan untuk produksi diesel, jet-fuel maupun bensin.
Karena dalam hal ini yang kita butuhkan adalah propana dan butana untuk LPG - yang kita sebut Bio-LPG karena asalnya dari biomassa, maka parameter proses FTS-nya yang kita kendalikan. Ini hanya menyangkut suhu operasi, pilihan katalis dan residence time dari FTS tersebut.
Lebih bagus lagi solusi ini bisa dilakukan dalam skala berapapun termasuk skala mikro, untuk daerah atau pulau terpencil. Jadi selruh penjuru negeri bisa menikmati energi bersih yang terjangkau, SDG no 7 - Clrean and Affordable Energy, sambil menumbuhkan pertumbuhan ekonomi setempat, menghemat devisa, dan meniadakan carbon foot print dari pembakaran fosil , ataupun riwa-riwinya tabung gas antar pulau.
Pos Lainnya
Universal Feedstocks for Advanced Biofuels
Jan 30, 2023
Resiko dan Peluang Sampah Segede Gajah
Jan 30, 2023
Energi Diantara Fiksi Dan Visi
Jan 30, 2023
Garbage In Gas Out (GIGO)
Jan 30, 2023
From Emissions To Energy and Environment
Jan 30, 2023
Kategori
Renewable Energy
Silakan mendaftar terlebih dahulu!
Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk
Komentar
Tidak ada komentar