64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Penampakan Bio-Bensin G100 Generasi Pertama

Advanced Renewable

Fri , 09 Dec 2022 18:22 WIB


Kemelut BBM yang kita hadapi hari-hari ini bukan masalah yang bersifat sementara, butuh solusi segera - namun juga harus mencegah kemelut serupa terus berulang. Saat ini ada lebih dari 150 juta kendaraan bermotor di Indonesia, sekitar 130 juta diantaranya adalah sepeda motor, maka tidak heran konsumsi BBM kita terbesar adalah bensin.
 
Mobil dan motor yang saat ini memadati jalan -jalan kita, ditambah 6 juta mobil dan motor baru setiap tahun – akan tetap ada di jalan raya hingga 30 tahun kedepan. Mau diberi bahan bakar apa mobil dan motor ini kedepan?
 
Maka kami mewakili komunitas ALTE (Alternative Energy) ingin memberikan sumbangsih kami untuk negeri ini. Bentuknya apa? Solusi yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. Hasil-hasil R&D kami akan kami buka untuk masyarakat luas yang serius ingin terlibat dalam mengaplikasikan solusi-solusi dari kami ini.
 
Kami mulai dari bensin dahulu karena konsumsinya yang terbesar tersebut di atas, ketika akhir pekan lalu harganya naik 30% lebih tentu yang terdampak sangat luas. Perlu disadari bahwa konsumsi Pertalite saja tahun ini sekitar 23 juta kiloliter, tidak ada bahan bakar alternatif satu-pun yang akan siap menggantikannya dalam waktu dekat – solusinya harus gabungan dari sejumlah solusi, sehingga secara bertahap pada waktunya nanti akan bisa menggantikan keseluruhannya – kalau bisa sebelum minyak kita keburu habis.
 
Maka solusi yang kami kembangkan-pun dibagi dalam tiga generasi biofuels. Generasi pertama masih menggunakan minyak nabati – edible maupun non-edible, generasi kedua menggunakan biomassa lignoselulosa, dan generasi ketiga menggunakan microalgae. Dalam unggahan kali ini adalah yang generasi pertama dahulu – yaitu yang berbasis minyak nabati.
 
Karena bensin butuh rantai hidrokarbon pendek dan menengah, sedangkan minyak nabati sedikit sekali yang memilikinya – hanya di minyak kelapa (15%) , inti sawit (8%)  dan kemiri (5%), maka selebihnya harus dicari dari asam lemak rantai panjang yang tidak jenuh-agar mudah diintervensi. Pilihan kami jatuh pada asam oleat yaitu rantai C18:1, yang ikatan gandanya pas di tengah – jadi bila dibelah sepenuhnya akan cocok untuk bensin.
 
Asam oleat ini banyak sekali terdapat di hampir keseluruhan minyak nabati, ada di kelapa sawit (40%), jarak (41%), kacang tanah (53%), tamanu (24%), pongamia (39%), kemiri (26%) dlsb. Proses untuk mengolah asam oleat ini mengajadi bensin yang kami kembangkan saya ringkaskan pada grafik di bawah, disampingnya adalah foto dari hasil proses ini – yaitu Bio-Bensin G100 (Gasoline 100%) generasi pertama.

Inti proses produksi G100 ini hanya dua yaitu pembelahan oksidatif asam oleat, kemudian hasilnya di-dekarboksilasi dalam reaktor Fuzzy kami untuk melepas CO2-nya.

Hasil R&D ini terbuka bagi korporasi maupun institusi yang ingin bareng bersama kami dalam komersialisasinya. Untuk Bio-Bensin generasi 2 dan 3 menyusul di unggahan berikutnya, insyaAllah.

Tags:
Bio gasoline Minyak nabati

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar