64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Penampakan Crude Bio-Hydrocarbon dan Green Diesel

Advanced Renewable

Thu , 08 Dec 2022 20:09 WIB


Akhir pekan lalu saya mengunggah tes perdana micro-refinery kami dalam bentuk video pendek yang saya buat sendiri dari lokasi percobaan. Bagi yang penasaran apa produk yang dihasilkan dari micro-refinery tersebut, foto inilah hasilnya.

Intinya ada dua proses pada micro-refinery yang kami buat. Pertama adalah proses catalytic cracking, yaitu pelepasan senyawa-senyawa yang mengandung unsur Oksigen (oxygenated compounds) melalui pembentukan CO, CO2 atau H20. Sejumlah reaksi yang terjadi secara simultan dalam cracking reactor adalah Hydrodeoxygenation, Decarboxylation, Decarbonylation, Hydrocracking dan Hydrogenation.

Setelah melalui serangkaian proses suhu tinggi tersebut (400-500 derajat Celcius), bahan baku berupa minyak nabati ataupun minyak biomassa (Bio-oil) akan berubah menjadi apa yang kami sebut Crude Bio-Hydrocarbon, persis seperti Crude Oil pada minyak bumi tetapi yang ini terbarukan. Crude Bio-Hydrocarbon yang terbentuk tergantung bahan baku yang digunakan.

Bila bahan bakunya adalah minyak nabati, hampir keseluruhan hasilnya adalah bio-hydrocarbon rantai lurus atau alkana - dalam berbagai ukurannya. Bila bahan bakunya adalah Bio-Oil, maka hasilnya adalah berbagai bentuk bio-hydrocarbon - yang terdiri dari rantai lusur (alkana), rantai bercabang (iso-alkana), rantai melingkar (cyclo-alkana) dan yang segi enam (aromatic). Bentuk fisiknya seperti dalam foto (yang hitam).

Proses kedua adalah fractional distillation, yaitu memisah-misahkan Crude Bio-Hydrocarbon menjadi kelompok-kolompok bahan bakar yang diinginkan. Pemisahan ini dilakukan atas dasar suhu kondensasi, di kisaran 220 derajat Celcius misalnya - yang mengalami kondensasi dahulu adalah kelompok green diesel (dalam foto yang bening), berikutnya nanti dibawah 200 derajat Celcius adalah kelompok Bio-Jet, di kisaran 40 derajat Celcius kelompok Bio-Gasoline, dan yang tidak mengalami kondensasi pada suhu ruangan akan menjadi Bio-LPG.

Dari proses tersebut kita yakin seyakin-yakinnya sekarang, bahwa bahan bakar yang semula bergantunng ada sebagian besar impor tersebut sesungguhnya kini benar-benar bisa kita buat sendiri - dari bahan yang melimpah di sekitar kita. Tidak perlu kilang-kilang raksasa yang merencanakannya saja butuh satu periode pemerintahan, kilang-kilang kecil atau micro-refinery ini bisa dibangun hanya dalam bilangan bulan. Kalau permintaannya banyak, tinggal kita latihkan pada bengkel-bengkel yang banyak cara membuatnya, maka akan jadilah micro-refineries networks yang saling megisi satu sama lain dalam jejaring distributed production - berapapun kebutuhan bahan bakar kita bisa kita penuhi bersama.

Bahan baku pasti ada di sekitar Anda, idealnya kalau ada menggunakan minyak nabati yang tidak berebut dengan pangan (non-edible), bila tidak ada dapat menggunakan biomassa apapun termasuk sampah perkotaan. Bila sampah-pun tidak ada, Anda tinggal menanam microalgae yang bisa dipanen dalam hutungan hari!

Tags:
Bio-Hydrocarbon Green Diesel

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar