64x64

Muhaimin Iqbal
Author

The Bright Side of Carbon

Advanced Renewable

Wed , 06 Dec 2023 16:44 WIB


Warnanya memang hitam dan selama ini selalu dikaitkan dengan hal yang seram-seram, global warming, perubahan iklim dlsb. itulah CO2 yang lebih dikenal dengan nama salah satu unsurnya yaitu carbon. Itu semua benar adanya, dan nasib planet ini memang menjadi menyeramkan bila emisi CO2 ini tidak terkendali.

Namun seperti dua sisi kehidupan pada umumnya, demikian pula dengan carbon. Dibalik sisi gelapnya, ada sisi yang sangat terang untuk kehidupan kita bila kita pandai-pandai mengelola carbon ini. Sketsa dibawah adalah sisi terang dari carbon bila kita olah dengan teknologi-teknologi yang sudah siap saat ini.

Pertama, emisi carbon ini kudu bisa kita tangkap. Setidaknya ada 4 cara yang kami kembangkan untuk menangkap carbon ini. Bisa dengan reactant bila carbon yang ditangkap hendak dijadikan pupuk, dengan menggunakan adsorbent bila carbon akan diambbil lagi dan hendak digunakan untuk menghasilkan bahan bakar, detangkap dengan eletrolit bila carbon hendak dijadikan solid material seperti Carbon Nanotubes (CNTs), dan yang terakhir dengan Low Cost Carbon Capture (LCC) reactor - bila carbon hendak ditangkap dan diproses in-situ. Yang terakhir ini sudah saya share khusus detailnya di sini : https://lnkd.in/gnuw45Th

Di era transisi energi hingga tahun 2050, produk-produk turunan carbon yang akan moncer antara lain adalah produk energi, soil and water treatment, materials dan financial. Di industri energi, carbon yang disirkulasikan bisa menjadi bahan bakar untuk pembangkit listrik - khususnya yang berteknologi tinggi seperti Direct Carbon Fuel Cells (DCFC), carbon juga bisa digunakan untuk memproduksi segala jenis bahan bakar yang ada saat ini.

Di sisi soil and water treatment, carbon yang kita tangkap bisa digunakan untuk recovery lahan-lahan kritis bahkan juga gurun dengan apa yang disebut slow-released fertilizer. CNTs juga bisa digunakan dengan sangat efektif untuk soil water storage maupun water purification.

Di bidang materials, carbon dalam bentuk CNTs adalah potensi untuk menjadi materials serbaguna masa depan untuk mengurangi ketergantungan kita pada besi/baja, semen, plastik dan berbagai jenis serat yang sangat kuat.

Dan yang tidak kalah menarik adalah industri financial berbasis carbon yang akan tumbuh sangat pesat khusunya dalam 7 tahun ini. Di dunia carbon trading, harga carbon credit di Indonesia masih di kisaran $2/ton COe. Di Uni Eropa harga saat ini sudah mendekati US$ 100/ton COe.

Menjelang tahun 2030 ketika negara-negara di dunia berburu carbon credit utuk mencapai NDC-nya masing-masing (Nationally Determined Contribution), disparitas harga carbon credit yang sangat jauh tersebut akan menyempit jaraknya, artinya harga carbon credit di Indonesia berpeluang naik berlipat ganda.

Maka inilah the bright side of carbon yang ada di depan mata kita, dia bisa menjadi sumber efisiensi baru, driver untuk pertumbuhan ekonomi baru, dan menjadi solusi masalah energi, air, emisi dan lingkungan sekaligus.

Tags:
Energy Emission Carbon Material Global warming

Silakan mendaftar terlebih dahulu!

Untuk memposting komentar baru. Anda harus login terlebih dahulu. Masuk

Komentar

Tidak ada komentar

Kategori

  • Renewable Energy