64x64

Muhaimin Iqbal
Author

Carbon-Free Fossil Fuels ?

Advanced Renewable

Tue , 12 Sep 2023 16:49 WIB


Ibukota masih dikepung emisi meskipun separuh pegawai Pemda harus kerja dari rumah. Meskipun harus diappresiasi langkah ini, namun terlalu kecil dampaknya untuk penurunan emisi. Hitungan kasar saya ada sekitar 82,000 ton CO2 yang mengepung ibukota setiap hari, sekitar 2/3-nya dari pembakaran bahan bakar minyak, dan 1/3-nya dari batubara yang digunakan di pembangkit listrik ibukota sendiri.

Karena nunggu Net-Zero Emission kita yang masih sangat-sangat jauh (2060), jauh sebelum itu sebagian kita sudah akan berguguran dan bahkan anak cucu kita bisa terganggu kesehatannya. Maka harus ada langkah yang luar biasa yang dilakukan untuk secepatnya menurunkan emisi ini, jauh sebelum 2060.

Karena sumber pencemaran utamanya adalah dari energi fosil, khususnya minyak bumi dan batubara, maka di sinilah fokus kita seharusnya. Mungkinkah kita masih terus menggunakan fosil, namun bisa bebas emisi? Ini tema brainstorming kami di think-tank Advanced Renewable Organization (ARO) terbaru. Kesimpulannya saya share di unggahan ini.

Intinya dengan state of the art technologies saat ini, teknologi dengan TRL (Technology Readiness Level) 8-9, sebenarnya kita bisa menggunakan bahan bakar fosil tetapi bebas carbon. Bagaimana caranya? Oret-oretan kami di greenboard ini kurang lebih prosesdurnya.

Bila yang kita gunakan hydrocarbon dari minyak bumi, Alkana CnH(2n+2), agar kita tidak membakar C-nya - karena inilah yang menyebabkan emisi CO2, maka hydrocarbon tersebut kita reformed saja. Hasil dari Hydrocarbon Steam Reforming (HC-SR) adalah CO2 dan H2. Karena produksi CO2 berada di sentra HC-SR, dia mudah ditangkap dan diliquidkan untuk menjadi hydrogen carrier berikutnya.

Jadi yang kita bakar hanyalah hydrogen yaitu bahan bakar yang bebas carbon, sedangkan carbon-nya hanya dimanfaatkan sebagai hydrogen carrier tersebut di atas. CO2 bisa diubah menjadi hydrocarbon lagi melalui Fischer-Tropsch Synthesis, namun prosesnya njlimet dan mahal. Kami pilih CO2 diproses menjadi DME (Dimethyl Ether). DME lebih mudah diproduksi dan lebih murah untuk hydrogen carrier. Untuk proses ini tentu butuh hydrogen yang murah dan sangat banyak, untuk ini solusinya sudah ada di unggahan sebelumnya - yaitu green hydrogen dari muara 70,000 sungai-sungai kita.

Bila bahan bakar fosil yang kita gunakan adalah batu bara, prosesnya diawali oleh gasifikasi batubara. Selebihnya mengikuti CO2/DME Cycles yang juga sudah saya unggah sebelumnya.

Dengan hanya membakar green hydrogen dari muara sungai, maka kita tidak perlu terus mengimpor minyak, karena carbon dari reforming minyak dan batubara yang ada saja sudah akan sangat mencukupi untuk circular energy carrier yang terus menerus kita gunakan.

Kota-kota kita menjadi cepat bersih, ekonomi kita mendapatkan growth driver baru dari green hydrogen economy, dan bonus dari siklus HC/CO2/DME ini juga akan menghadirkan surplus air murni (H2O) di pusat-pusat kota kita. Detail teknologinya ada di kami, bagi yang membutuhkannya.

Tags:
Emission Net-Zero Carbon Bio hydrocarbon Electricity Batu bara Fosil Hydrogen

Please register first!

For post a new comment. You need to login first. Login

Comments

No comments